Selasa 24 Agustus 2021
MENE – MENGHITUNG
Mene : – Mene – Tekel – Peres
Bacaan Sabda : Daniel 5:1-30
Daniel 5:25-27 “Maka inilah tulisan yang tertulis itu: Mené, mené, tekél ufarsin. Dan inilah makna perkataan itu: Mené: masa pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri; Tekél: tuanku ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan”
Mene, Mene, Tekel Ufarsin adalah tulisan sebelah tangan di dinding pada saat Bersyazar raja Babel mengadakan pesta besar. Pesta besar yang dilaksanakan Belsyazar anak raja Nebukadnezar adalah merupakan pengulangan kesombongan ayahnya telah membuat Nebukadnezar terhukum hingga diusir dari istana, tinggal di padang dan bertingkat laku seperti binatang pemakan rumput. Suatu dosa yang sering dilakukan bangsa penyembah berhala adalah sangat mudah menyangkal Allah yang tak kelihatan kasat mata walaupun nyata dalam karya dan tindakan. Nebukadnezar telah mengakui Allah yang disembah Daniel karena melihat secara nyata tindakan dan karya Allah melalui Daniel dan ketiga sahabatnya. Tentu Belsyazar anak Nebukadnezar pun sempat juga mengakui Allah Daniel atas perintah ayahnya. Tetapi dengan sombongnya Belsyazar menajiskan perabotan bait Allah dalam pesta besarnya sebagai sikap yang terang-terangan menyangkal dan melawan Allah. Hal itulah yang melatarbelakangi tulisan di dinding untuk menegor Belsyazar. Allah bertindak langsung menjatuhkan hukuman kepada Belsyazar.
Mene, Mene, Tekel Ufarsin adalah merupakan kalimat yang memakai bahasa Aram. Mene (Mena) artinya adalah menghitung jadi tujuannya adalah menerangkan bahwa usia Babel (kerajaan kasdim) sudah dihitung dan akan diakhiri. Tekel (Teqel) artinya menimbang artinya bahwa Belsyazar sudah ditimbang dengan neraca Allah dan terdapat terlalu ringan. Perbuatan yang dapat mempertahankan kedudukan dan kerajaannya sangat kurang memadai. Kemudian Ufarsin (peres) artinya diserahkan dan dibagikan. Jadi kerajaan Kasdim (Babel) sudah diserahkan dan dibagikan menjadi dua kerajaan. Peristiwa yang ditulis dalam kitab nabi Daniel ini adalah merupakan fakta sejarah yang juga tertulis dalam sejarah bangsa-bangsa kuno. Jadi sangat jelas bahwa Allah adalah Allah segala bangsa walaupun banyak bangsa-bangsa yang tidak mengakuinya. Bangsa-bangsa bisa saja mengabaikan dan sama sekali menolak untuk mempercayai-Nya, tetapi Dia akan tetap melakukan karya nyata-Nya atas bangsa-bangsa. Kemudian Daniel memberi pesan penting bahwa Allah akan selalu menentang kesombongan dan tak aka membiarkan penguasa sombong terus bertahan dalam kekuasaannya. Bila bangsa penyembah berhala tetap pada konsepnya menyembah berhala yang dapat dilihat jangan pernah terpengaruh karena nyatanya akan selalu berakhir. Tetapi tetaplah beriman kepada Allah yang walaupun tak dapat dilihat, karya-Nya akan semakin nyata mengatur segala sesuatu. (MT)
Allah terus berkarya melalui semua bangsa, karena Dia adalah Allah untuk seluruh bangsa.