Senin 23 Agustus 2021
MENANG – KEMENANGAN
Menang : – Kemenangan – Iman kita – Karunia Allah
Bacaan Sabda : Roma 8:31-39
Yohanes 5:4-5 “Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya. Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit”.
Pernyataan utama Alkitab bahwa kemenangan adalah milik Allah (1 Korintus 15:57). Bila disimpulkan secara keseluruhan pesan Alkitab, Allah sendirilah pemenang sesungguhnya atas dunia ciptaan-Nya. Allah sendirilah yang berhak menjadi pemenang berdasarkan kedaulatan-Nya. Itulah sebabnya semua yang lahir dari Allah mengalahkan dunia, oleh karena hidup beriman dengan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Daud sangat yakin bahwa kemanangan ada ditangan Allah. Dengan iman itulah dia berani menghadapi Goliat. 1 Samuel 17:47 “Dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan TUHANlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.”
Kemenangan Daud atas Goliat bukanlah oleh kepahlawanan dan peralatan perang yang dia miliki. Kemenangan Daud sesungguhnya adalah kemenangan Allah, tetapi kemenangan terjadi karena iman Daud kepada Allah, Iman Daud diwujudkannya melalui kasihnya kepada Allah yang dibuktikan melalui doanya dan kedekatannya mencari wajah dan kehendak Allah. Daud juga bersemangat membela kehormatan Allah dari hinaan Goliat terhadap umat Allah. Kepercayaan Daud akan kemenangan sebagai pemberian Tuhan berdasar pada pengalamannya yang berulang-ulang dilepaskan Allah dari bahaya, termasuk dari serangan binatang buas. Iman menuntun Daud agar tidak mengandalkan diri sendiri tetapi bersandar kepada Allah sebagai sumber kemenangannya dalam menghadapi kesulitan. Melalui kemenangan Daud atas Goliat menjadi inspirasi bagi semua pengikut Kristus, tak perlu gentar menghadapi raksasa persoalan karena Tuhanlah yang memberi kemenangan.
Rasul Paulus memandang kemenangan umat Allah dari sudut pandang yang lebih utama. Dia melihat dirinya sebagai seorang manusia celaka di luar Kristus. Padahal bila ditinjau dari segi latar belakang hidupnya, dia cukup berkelas dalam pengertian terpelajar. Dalam pengetahuan dan pengalaman agama Paulus termasuk kelas atas dalam strata sosial. Tetapi agama tidak menentramkan hidupnya. Dalam tingkat pendidikan dia adalah seorang teolog ternama dalam gemblengan guru besar Gamaliel. Tetapi dalam menghadapi kehidupan dia lebih dari sekedar kalah bahkan dia menyebut diri manusia celaka. Syukur tak ternilai dia nyatakan atas pertemuannya dengan Yesus. Bersama dengan Yesus rasul Paulus melewati berbagai pergumulan dan dia berulang-ulang menyatakan diri sebagai seorang pejuang iman yang meraih kemenangan. Kemenangannya adalah wujud kemenangan Allah. (MT)
Celaka di luar Kristus, lebih dari pemenang di dalam Kristus.