Minggu 22 Agustus 2021
MEMPELAI -TUHAN YESUS
Mempelai : – Tuhan Yesus – Gereja – Pesta perkawinan
Bacaan Sabda : Matius 25:1-12
Wahyu 19:7-8 “Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!” [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.”
Dalam Alkitab konsep hubungan mempelai pria dengan wanita melambangkan hubungan Allah dengan umat-Nya sudah sering digunakan. Yesaya 54:5-6 “Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi. Sebab seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati TUHAN memanggil engkau kembali; masakan isteri dari masa muda akan tetap ditolak? firman Allahmu.” Firman Tuhan yang ditujukan kepada umat Allah di negeri pembuangan ini menjelaskan bahwa kendatipun umat-Nya terhukum Allah tetap mengasihi dan setia kepada janji-Nya seperti suami yang tetap setia mengasihi istrinya. Gambaran Allah sebagai suami yang bertanggungjawab mengasihi istrinya mempermudah gereja Tuhan untuk memahami gambaran gereja sebagai mempelai wanita dan Tuhan Yesus sebagai mempelai pria.
Dalam perumpamaan 10 gadis yang menanti kedatangan mempelai pria memberi gambaran yang sangat jelas bahwa gereja adalah gambaran 10 gadis (mempelai wanita) yang menunggu kedatangan seorang mempelai pria. Mempelai pria hanya satu orang yaitu Tuhan Yesus sedangkan mempelai wanita yang menggambarkan gereja tentu banyak atau lebih dari satu.
Mempelai wanita pun dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok bijaksana dan kelompok yang bodoh. Pemahaman kelompok bijaksana lebih baik karena mempelai pria datang pada waktu yang tak terduga, jadi mereka harus tetap dalam kondisi yang siap dengan cara mempunyai minyak cadangan. Minyak berbicara mengenai hidup yang siap menyongsong dengan kesetiaan yang terus terjaga dengan baik. Selanjutnya berbicara mengenai ketekunan dalam hidup beriman dan siap secara rohani menyambut kedatangan Yesus. Dalam Wahyu 19 dilanjutkan klimaks pertemuan mempelai wanita dan pria itu disebut sebagai pertemuan Anak Domba. Perkawinan anak domba terlaksana dalam kondisi pengantinnya sudah siap dalam pengertian sudah berpakaian lengkap. Berpakaian lengkap mengandung pengertian hidup dalam kebenaran.
Ada pesan penting untuk gereja Tuhan sepanjang zaman dengan diumpamakan sebagai mempelai yang selalu siap berpakaian pengantin bersih dan terhormat. Pakaian berbicara mengenai perilaku dan gaya hidup yang sesuai dengan kehendak Yesus sebagai pengantin pria. Dan pesta pernikahan anak domba adalah pertemuan abadi antara gereja dan Tuhan Yesus. Pertemuan yang penuh sukacita abadi. (MT)
Jadilah gereja yang selalu siap menyambut kedatangan Yesus yang ke-dua.