Sabtu 07 Agustus 2021
MAJUS – IMAM NON YAHUDI
Majus : – Imam non Yahudi – Ahli nujum – Astrolog
Bacaan sabda: Matius 2:1-12
Matius 2:1-2 “Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.”
Herodes menggunakan Majus untuk nama satu suku dari bangsa Madai, khususnya untuk jabatan imam di kerajaan Persia. Hal ini menunjukkan bangsa di luar Israel pun mempunyai konsep spiritual walaupun objek penyembahan mereka berbagai materi yang dapat dilihat dengan kasat mata berupa patung dan terkadang oknum penguasa seperti raja. Daniel melengkapi pemaknaan tentang Majus ini dengan menyebut mereka bukan imam tetapi orang berilmu dan ahli jampi (Daniel 1:20). Untuk lebih jelasnya dapat kita pelajari dari pernyataan Daniel kepada Nebukadnesar dalam Daniel 2:27 “Daniel menjawab katanya kepada raja: Rahasia yang ditanyakan tuanku raja tidaklah dapat diberitahukan kepada raja oleh orang yang bijaksana, ahli jampi, orang berilmu atau ahli nujum”. Daniel secara tegas menyatakan hanya Allah lah yang dapat menyingkapkannya. Raja Nebukadnezar menyetujui dan menghormati penjelasan Daniel. Tetapi Daniel mengarahkan Nebukadnezar agar memberi persetujuan dan penghormatan itu kepada Allah.
Dalam perkembangannya juga para ahli nujum, tukang jampi ini rupanya terus dibutuhkan penduduk untuk menafsirkan mimpi dan meramal hal-hal yang akan datang serta menanyakan pesan “allah-allah mereka” (berhala). Pernyataan Daniel ini membantu kita untuk mencoba mengenal orang Majus seperti yang tertulis dalam Matius 2:1-12. Perjanjian Baru memberi penjelasan juga bila dalam perkembangannya kelompok ahli nujum ini terus berkembang menjadi astrolog walaupun belum dalam pemahaman sebagai peneliti ilmiah. Sangat menarik bila melalui bintang mereka mengetahui Yesus lahir yang mereka sebut sebagai Raja orang Yahudi. Tanpa membesar-besarkan peristiwa kedatangan orang Majus ini sebagai mujzat dapatlah kita simpulkan hal ini adalah fakta sejarah tak terbantahkan. Karena bila kita membesar-besarkan faktor mujizatnya, bisa-bisa pemahaman kita tidak selaras dengan firman Tuhan dan tujuan Matius menulis fakta sejarah ini. Bolehlah kita terima bahwa kedatangan orang Majus ini adalah menjelaskan hubungan Mesias dengan bangsa-bangsa di luar Israel. Dalam tradisi Kristen di kemudian hari menyatakan bahwa para Majus ini adalah raja-raja dari Timur yang datang menyembah Yesus. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa orang Majus ini adalah anggota dari kelompok keagamaan yang terpelajar dari wilayah yang sekarang di sebut Iran. Biasanya kelompok ini mengkhususkan diri medalami astrologi, ilmu pengetahuan alam dan kedokteran.
Tetapi melalui fakta kedatangan orang majus ini dapatlah disimpulkan bahwa Yesus layak memperoleh penghormatan sebagai raja dari semua bangsa dan dari semua kalangan. Kemudian semua bangsa termasuk dalam rencana penebusan Allah melalui Karya Yesus. Akhirnya semua pada saatnya akan menyembah Yesus betapapun sulitnya. (MT)
Yesus layak memperoleh kehormatan dari semua bangsa.