Minggu 01 Agustus 2021
LEWIATAN
Lewiatan : – Membengkokkan – Binatang besar – Kiasan
Bacaan Sabda : Ayub 41:1-34
Mazmur 104:26 “Di situ kapal-kapal berlayar dan Lewiatan yang telah Kaubentuk untuk bermain dengannya.”
Lewiatan adalah nama untuk binatang raksasa yang muncul beberapa kali dalam Alkitab. Ada yang menafsirkannya sebagai ular naga ada pula yang mengartikannya sebagai buaya. Tetapi yang pasti dia adalah binatang kuat yang buas pemangsa manusia dan tak ada seorang manusia mampu mengalahkannya. Lewiatan adalah merupakan alih aksara dari kata “lava” Arab yang artinya adalah membengkokkan diri. Kata yang dipinjam Babel ini juga menunjuk kepada binatang terbesar diair dan punya kemampuan membengkokkan diri.
Dalam Yesaya 27:1 Lewiatan dipakai dua kali sebagai kiasan untuk kerajaan Asyur dan Babel. Dua kerajaan yang merupakan kekuatan besar yang merupakan ancaman bagi kerajaan Israel. Bukan hanya ancaman besar karena kekuatannya tetapi ancaman besar pula karena kemampuannya membelokkan kebenaran. Mazmur 74:14 “Engkaulah yang meremukkan kepala Lewiatan, yang menjadikannya menjadi makanan penghuni-penghuni padang belantara”. Mazmur yang diungkapkan dengan kesedihan ini adalah merupakan tangisan merenungkan kuasa Allah yang membelah laut sebagai tindakan Allah meremukkan kepada lewiatan. Suatu kiasan bahwa Allah menghancurkan kekuatan Firaun dan orang-orang Mesir yang tenggelam di dasar laut. Lewiatan yang dianggap oleh orang Mesir sebagai kekuatan di laut yang mampu melindungi orang Mesir ternyata tidak berdaya.
Dalam Ayub 41 muncul pula lewiatan yang diartikan sebagai seekor buaya besar yang tak tertaklukkan oleh manusia. Sesungguhnya pasal 41 ini menyimpulkan kisah dalam seluruh kitab Ayub. Buaya hanyalah merupakan kiasan kekuatan iblis yang menyerang Ayub bertujuan membengkokkan hati Ayub agar menyimpang dari Allah. Iblis adalah kekuatan yang bisa memakai manusia membelokkan hati dari kebenaran, bahkan mansuia terdekat dengan Ayub. Istri dan sahabat-sahabat Ayub pun dipakai iblis untuk melemahkan Ayub. Lewiatan dan buaya atau ular naga hanyalah merupakan kiasan sebagai kekuatan yang diijinkan Allah untuk mencobai Ayub. Dalam pernyataan-pernyataan Ayub sangat jelas jatuh bangunnya kehidupan imannya dalam menghadapi kesulitan dahsyat yang didatangkan oleh iblis. Ayub hanyalah seorang manusia biasa yang terus belajar mentaati Allah saat iblis mencobanya. Ayub hanyalah seorang manusia yang mempunyai kelemahan yang terus berjuang untuk setia kepada Allah saat iblis berusaha menjatuhkannya. Kesadaran Ayub akan kelemahan dan keterbatasannya membuatnya terus membangun hidup bersandar kepada Allah. Allah pun segera bertindak melumpuhkan kekuatan iblis dan memulihkan Ayub secara menyeluruh. Betul juga pernyataan pencobaan membuat orang baik semakin baik. (MT)
Allah akan selalu menentang kuasa iblis yang membelokkan kebenaran.