Senin 28 Juni 2021
KAYA – KEKAYAAN
Kaya : – Kekayaan – Kedewasaan – Ketamakan
Bacaan Sabda : Kejadian 13:1-18
Ulangan 8:17-18 “Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini”
Alkitab menjelaskan bahwa kekayaan adalah merupakan bagian dari berkat Allah. Pemazmur tak segan-segan mengumandangkan puja syukur atas kemakmuran yang dijanjikan-Nya kepada pelaku Firman (Mazmur 1:1-6). Bahkan dalam Mazmur 112:1,3 tegas menyatakan bahwa “harta dan kekayaan ada di dalam rumah orang yang takut akan Tuhan.” Jadi Allah yang rahmani bukanlah anti kepada kekayaan karena kekayaan bendawi adalah merupakan rahmat-Nya bagi orang-orang yang takut dan setia kepada-Nya (1 Timotius 6:17). Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap kepada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Ada bahaya yang selalu siap menjatuhkan orang kaya yaitu berharap dan bersandar kepada kekayaannya. Kemudian dia terlibat dalam sikap kesombongan karena menganggap kekuatan dan kerja keras serta kecerdasannyalah yang membuat dirinya menjadi kaya.
Dua kesalahan fatal yang biasanya dilakukan oleh orang kaya yaitu: bersandar kepada kekayaan yang tidak tentu dan lupa bahwa Tuhanlah yang memberikan modal dan kekuatan untuk memperoleh kekayaan. Hal itulah yang merupakan prinsip Ayub sehingga mampu menyatakan “Tuhan yang memberi Tuhan pulalah yang mengambil terpujilah nama Tuhan”. Perlu juga dipegang teguh oleh semua orang kaya bahwa pemilikan kekayaan membawa kepada tanggung jawab yang iklas kepada mereka yang membutuhkan (1 Timotius 6:18). Prinsip sempurna tentang sikap terhadap kekayaan dipraktekkan oleh Yesus. Rasul Paulus tegas menyatakan bahwa “Yesus yang kaya rela menjadi miskin supaya umat beriman kaya oleh kemiskinan-Nya” (1 Korintus 8:9). Dalam hal ini “menjadi miskin” adalah merupakan istilah yang mengandung pengertian bahwa Yesus memberi secara berkorban.
Allah menghendaki sikap yang sama dipraktekkan oleh semua pengikut Kristus yang dikaruniai kekayaan. Dalam hal ini Yesus memberi penjelasan yang terang benderang bahwa kekayaan tidak diukur dari perolehan tetapi dari kerelaan memberi. Berbeda dengan konsep dunia bahwa kekayaan diukur dari perolehan. Itulah sebabnya orang kaya tak pernah puas dengan kekayaannya. Bila sudah demikian yang terjadi adalah orang kaya terjatuh kepada ketamakan. Hal ini adalah kerugian besar yang menjatuhkan orang kaya. Buktinya para koruptor adalah orang-orang yang sudah kaya. (MT)
Orang yang menyombongkan kekayaannya akan jatuh dan orang yang mengabdikan kekayaannya akan naik dan kuat.