Sabtu 19 Juni 2021
KAFIR – HIDUP SIA-SIA
Kafir : – Orang bodoh – Tak bermoral – Hidup sia-sia
Bacaan sabda: Matius 5:21-26
Matius 5:22 “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala”
Belakangan ini kata kafir menjadi kata yang sering di-alamat-kan kepada masyarakat tertentu. Dan bagi mereka sangat ringan mengucapkannya bahkan menjadi kebiasaan tanpa sedikitpun merasa bersalah. Pada zaman raja-raja dan nabi-nabi Israel kata kafir ditujukan kepada bangsa-bangsa penyembah berhala dengan moral yang sangat buruk karena berperilaku tanpa norma-norma yang jelas. Kata-kata kafir yang diterjemahkan dari bahasa aram “reqa” artinya adalah “bajingan” atau “orang bodoh”. Dapat juga diartikan sesuatu yang tak berarti dan tak ada gunanya jadi adalah suatu kesalahan besar untuk menuduh orang pada zaman ini dengan kata kafir. Seharusnya harus berpikir panjang dulu sebelum mengatakannya. Bayangkan jika seorang yang secara moral buruk dan secara pengetahuan minim kalau tidak mau disebut bodoh menyebut seseorang yang cerdas dengan kafir, aneh bukan? Kata-kata dan tuduhannya itu akan menjadi bumerang karena memantul dan mengarah kepada dirinya sendiri. Sebab bila kita menyebut orang lain kafir, tidak otomatis mereka menjadi kafir. Itulah sebabnya saat Yesus mengajar dan melarang pengikut-Nya berkata: kafir!
Kepada orang lain. Yesus sedang mengingatkan agar jangan mudah marah karena orang marahlah yang sangat enteng mulut mengatakan kafir dan jahil kepada orang lain. Bila seseorang mengkafirkan orang lain layak dihadapkan ke pengadilan Mahkamah Agama. Kafir adalah sebutan makian dari seorang yang marah dan merasa dirinya benar dan orang lain salah. Atau merasa dirinya cerdas dan orang lain bodoh. Ingat! Hanya merasa dirinya benar dan cerdas yang biasanya kebalikannya. Yesus juga menghubungkan tuduhan kafir kepada orang lain selalu berhubungan kebencian kepada orang bukan kepada perbuatan atau karakter sehingga dianggap sebagai pembunuhan. Orang yang membenci personal mempunyai kecenderungan membunuh, paling tidak melakukan pembunuhan karakter orang yang dibenci.
Jelas mengatakan kafir kepada orang lain adalah pembunuhan karakter yang seharusnya dihadapkan kepada pengadilan agama. Dalam hal ini Yesus menghendaki agar para pengikut-Nya tak perlu mengkafirkan orang lain dan tak perlu marah dan kecut hati bila dikafirkan. Sebab bila dikafirkan beribu-ribu kali pun tidak akan membuat pengikut-Nya menjadi kafir. Teruslah berjuang dan belajar setia melangkah dalam perjalanan iman agar semakin mejauh dari kekafiran atau kebodohan. (MT)
Jangan marah bila disebut kafir karena hal itu tidak otomatis membuatmu kafir. Tetapi lepaskanlah dirimu dari kekafiran.