Minggu 13 Juni 2021
JANJI – JANJI ALLAH
Janji : – Kemampuan – Kesetiaan – Ditepati
Bacaan Sabda : Kejadian 12:1-9
Mazmur 12:7-8 “Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah. (12-8) Engkau, TUHAN, yang akan menepatinya, Engkau akan menjaga kami senantiasa terhadap angkatan ini.”
Bila Allah berjanji selalu berhubungan dengan kesetiaan dan kemampuan untuk menepati-Nya. Janji adalah kata-kata yang dinyatakan secara jelas dan memasuki waktu ke depan yang akan dipenuhi. Bila Allah yang berjanji maka dia akan menepati janji-Nya sesuai dengan kedaulatan-Nya. Apa yang difirmankan Allah dari mulut-Nya termasuk janji-janji-Nya akan dilaksanakan-Nya dengan tangan-Nya sendiri. Itu adalah perbedaan yang sangat nyata antara Allah dari manusia dan berhala yang dipuja manusia. Berhala bisa berjanji tetapi tak mempunyai hati dan kemampuan untuk menepatinya. Manusia berjanji tetapi sangat mudah untuk mengingkarinya. Firman Allah adalah rentetan janji-janji dan juga rentetan penggenapan janji-janji-Nya kepada umat-Nya.
Sejak Dia menciptakan Adam langsung disertai janji kepada Adam. Allah tetap pada janji-Nya, Adamlah yang gagal memegang janji Allah. Abram adalah tokoh Alkitab yang menerima janji Allah dan berpegang teguh terhadap janji-Nya. Sebagai penerima janji, Abram berulang kali ragu terhadap janji-Nya. Keraguan menjadikan Abram bertindak tidak sesuai dengan firman Allah. Allah tetap menepati janji-Nya berdasarkan kedaulatan-Nya. Abram sabar menanti janji Allah sambil terus belajar hidup berkenan kepada Allah. Penggenapan janji Allah kepada Abram adalah fakta dalam sejarah panjang hingga keturunan Abram menjadi satu bangsa yaitu bangsa Israel. Dan janji Allah itu terus berlanjut karena fakta sejarah memberi pelajaran bila janji-janji Allah kepada Abram tergenapi melalui bangsa Israel.
Dalam Mazmur 12 memberi penjelasan bahwa pemazmur dalam hal ini Raja Daud sedang berhadapan dengan situasi sukar hingga merasa Allah tak memperdulikannya. Tetapi justru dia berkesimpulan Allah pasti akan menepati janji-Nya dengan tetap berdoa tetapi “doa tidak selalu langsung dikabulkan”. Allah seperti membiarkan umat-Nya terus belajar sabar dan setia, berserah dan berdoa kepada Tuhan. Kemudian penundaan Allah bukan berarti Dia tidak menepati janji-Nya. Allah justru mengajar umat-Nya untuk melihat fakta bahwa Allah sedang menepati janji-Nya.
Karena kadang-kadang Allah merencanakan pelaksanaan dan penggenapan janji-Nya melalui hal-hal yang tak dilihat dan dirasakan umat-Nya. Dia mengajar umat-Nya untuk mampu melihat perbuatan Allah. Itulah yang dialami Raja Daud sehingga dia menyimpulkan janji Tuhan murni dan pasti akan digenapi. (MT)
Mintalah kepada Tuhan kemampuan untuk melihat karya Allah dalam dirimu.