Selasa 08 Juni 2021
INKARNASI – ALLAH MENJADI MANUSIA
Inkarnasi : – Penjelmaan – Menjadi manusia – manusia tanpa dosa
Bacaan Sabda : Yohanes 1:1-18
1 Timotius 3:16 “Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: “Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.”
Konsep inkarnasi dalam iman Kristen bukanlah konsep teologia hasil pemikiran atau penafsiran manusia. Penjelmaan dalam pengertian Allah menjadi manusia atau Firman menjadi daging adalah fakta Alkitabiah. Penjelmaan adalah suatu tindakan Allah berdasarkan kedaulatan-Nya sebagai cara yang terang-benderang untuk menyatakan diri kepada manusia. Dalam teologi Alkitabiah hal ini disebut pernyataan khusus artinya Allah menyatakan diri secara khusus kepada manusia. Penjelmaan Allah menjadi manusia adalah cara Allah berdasarkan kedaulatan-Nya untuk menyelamatkan manusia dari hukuman dosa. Mengapa harus demikian? Tak perlu pula berusaha untuk menjawab karena mustahil memberi jawaban yang benar. Jadi bila Allah melakukan cara berdasarkan kedaulatan-Nya, terima dan yakini sajalah karena cara Allahlah yang benar dan terbaik. Jadi Allah berinkarnasi menjadi manusia adalah cara-Nya memperkenalkan diri kepada manusia agar manusia dapat mengenal-Nya dan bersekutu serta berkomunikasi dengan-Nya. Dengan cara berinkarnasilah Allah menyelamatkan manusia dari hukuman dosa.
Hal penting yang perlu diingat adalah bahwa walaupun Allah menjadi manusia Dia adalah manusia Yesus yang hidup tanpa dosa. Karena hanya Dia manusia yang tak berdosa itulah yang mampu dan memenuhi syarat untuk menyelamatkan manusia berdosa dari maut sebagai hukuman dosa. Dia yang tak berdosa sebagai korban untuk menggantikan manusia terhukum karena dosa. Karena Dia tak berdosa maka dia mampu mengalahkan dosa. Perlu juga kita pahami bahwa saat Tuhan Yesus menjadi manusia tak berdosa Dia tidak berhenti menjadi Allah. Karena Dia adalah Allah sejati tetapi juga manusia sejati. Rasul Paulus menjelaskannya dengan baik dalam Filipi 2:6-8 ”yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib”.
Jelas bahwa Yesus adalah Allah menjadi manusia. Dia adalah selalu Allah sebelum, selama dan setelah masa hidup-Nya di bumi ini. Allah yang mengosongkan diri-Nya sendiri karena menjadi manusia adalah bahwa Dia mengesampingkan kemuliaan-Nya, kedudukan-Nya kekayaan dan segala hak surgawi-Nya sebagai Allah. Dalam hal ini Dia menerima penderitaan, perlakuan buruk, penolakan hingga kematian-Nya di kayu salib. (MT)
Ketika Allah menjadi manusia, Dia tidak berhenti menjadi Allah tetapi menanggalkan ke-Allahan-Nya.