Rabu 28 April 2021
GANDUM – BERTAMBAH BANYAK
Gandum : – Makanan pokok – Mati – Bertambah banyak
Bacaan sabda : Yohanes 12:20-36
Yohanes 12:23-24 “Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”
Gandum adalah makanan pokok umat Israel yang dapat disamakan seperti padi makanan pokok orang Indonesia. Gandum dan padi mempunyai persamaan-persamaan pokok baik dalam cara membudidayakan maupun dalam cara mengolahnya untuk siap dikonsumsi. Gandum termasuk tanaman jenis rumput yang menghasilkan biji yang sejak zaman purba sampai zaman modern sangat penting untuk makanan manusia. Gandum adalah bahan terbaik untuk roti sampai sekarang. Karena gandum ini adalah bahan makanan Israel masa tanam dan masa panen selalu bersamaan sehingga zaman purba sering dijadikan acuan kalender. Gandum digunakan juga sebagai persembahan biji-bijian di bait Allah. Karena sangat penting bagi kehidupan orang Israel sering juga gandum dijadikan sebagai lambang kebajikan dan pemeliharaan Allah.
Dalam Matius 3:12, gandum dan sekam dikontraskan untuk membedakan anak Tuhan yang sungguh-sungguh dari anak yang tak sesungguhnya. Dalam Matius 13:24-30, menjelaskan adanya gandum penyamar atau lalang, yang pada awalnya kelihatan sama tetapi setelah mulai berbuah akan sangat nyata bedanya. Gandumlah yang di panen dan disimpan sedangkan lalang akan dikumpulkan untuk dibakar dan dibuang.
Gandum selalu dijadikan lambang dari hal-hal yang baik, benar dan bernilai. Ketika Yesus memberitahukan biji gandum menjadi lambang. Biji gandum haruslah mati kemudian di tanam agar tumbuh dan pada waktunya akan bertambah banyak. Kemudian hal kematian-Nya bukanlah untuk kehinaan tetapi justru untuk kemuliaan. Jadi dengan menggunakan gandum, maka Yesus menggambarkan kematiannya seperti gandum tang ditanam. Kematian-Nya bukan untuk lenyap tetapi untuk tumbuh, bukan untuk hilang tapi untuk bertambah. Kematian Yesus bukanlah tragedi tetapi jalan menuju kemenangan dan kemuliaan.
Hal ini cukup tegas memberi pesan penting kepada murid-murid-Nya bahwa jalan penderitaan adalah jalan sukar yang harus ditempuh untuk mencapai keberhasilan. Selanjutnya Yesus mengatakan bahwa Dia adalah teladan dalam hal tidak mencintai nyawa sendiri dengan pengertian mengutamakan hal-hal surgawi lebih penting dari hal-hal yang duniawi. Terbukti sangat memotivasi murid-murid siap meninggalkan kesenangan, filsafat, sukses secara duniawi untuk fokus mencapai hidup kekal. Murid Yesus semakin berkomitmen mengikut Yesus setelah mendengar penjelasan Yesus mengenai biji gandum mati dipendam kemudian tumbuh. Bukan lenyap tetapi bertambah, bukan layu tapi bertumbuh, bukan hina tapi mulia. (MT)
Gandum ditanam bukan lenyap tapi bertumbuh dan bertambah.