Jumat 23 April 2021
FARISI – AHLI TAURAT
Farisi : – Ahli taurat – Beragama – Lahiriah
Bacaan sabda : Yohanes 3:1-21
Matius 5:20 “Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga”.
Farisi tak terpisahkan dari ahli taurat, karena Farisi sudah pasti ahli taurat dan ahli taurat belum tentu Farisi. Farisi mempelajari taurat secara detail yang ditambahkan penafsiran-penafsiran dengan tujuan untuk menjaga keaslian taurat, tetapi nyatanya justru sering terjadi mengurangi dan menambah. Istilah Farisi belum ada dalam Perjanjian Lama walaupun dalam praktek-praktek hidup beragama sudah ada. Dalam sejarahnya Farisi dalam praktek dimulai oleh Ezra yang meneliti dan mengajarkan taurat kepada umat Yehuda yang pulang ke Yerusalem dari negeri pembuangan. Farisi dalam praktek yang sudah ada dalam Perjanjian Lama menyakini bahwa Yehuda terbuang ke Babel dan berada dalam negeri pembuangan selama 70 tahun adalah karena tidak taat dan tak mendalami hukum taurat secara tekun dan setia. Dalam hidup beragama Farisi sangat teliti.
Untuk melihat hal-hal baik dan berguna dari Farisi dapat kita mempelajari hidup Nikodemus yang sengaja menemui Yesus pada malam hari. Nikodemus melihat hal yang penting dia ketahui dari Yesus, bahkan sebelum bertanya dia membuat pengakuan bahwa Yesus adalah Guru yang diutus Allah. Sebagai orang Farisi, Nikodemus mentaati banyak peraturan agama Yahudi dan juga melakukan berbagai ritual agama seperti berdoa dan berpuasa tetapi dia merasa ada kejanggalan karena semua dilakukan hanya secara lahiriah dan tampak luar saja. Tuhan Yesus sendiri menyatakan kepada para pendengar-Nya dan juga kepada murid-murid-Nya, bila hidup keagamaanmu tidak lebih baik dari orang Farisi kamu tidak akan masuk ke dalam kerajaan surga. Hal ini sebenarnya mengandung pengertian bahwa agama tidak akan cukup baik dalam membangun hidup kerohanian. Boleh juga diartikan agama tidak menyelamatkan atau agama saja tidak memadai dalam membangun hubungan dengan Allah dan sesama. Farisi adalah merupakan teladan yang baik dalam menjalani hidup beragama. Dan pengikut Kristus haruslah lebih baik dari Farisi dalam hal ini Yesus setuju dan menghargai kehidupan beragama tetapi beragama saja belum cukup. Hal itulah yang diungkapkan Yesus kepada Nikodemus seorang Farisi sejati. Yesus mengatakan waspada kepada ragi atau ajaran Farisi (Matius 16:6). Bahkan berkata tegas: “Celakalah kamu hai Farisi” (Mat 23:13). Yesus ingin mengatakan beragama saja tetap celaka. Dalam Kisah Para Rasul 23:6, rasul Paulus menyatakan dia adalah Farisi, dan dalam Filipi 3:5, Paulus menyatakan terhadap hukum taurat aku adalah Farisi, Rasul Paulus sesungguhnya mengajurkan pertemuan dengan Yesus harus lebih utama dari beragama, walaupun beragama cukup baik. (MT)
Beragama sudah baik tapi belum cukup sebab itu nikmatilah pertemuan dengan Yesus.