Senin 29 Maret 2021
DERITA – PENDERITAAN
Derita : – Penderitaan – Sengsara – Pergumulan
Bacaan Sabda : Ayub 1-2
Yesaya 53:3-4 “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.”
Untuk penderitaan Yesus kata Yunani dipakai “paskho”. Kata ini digunakan karena penderitaan Yesus adalah karena kekerasan dan penolakan yang dilakukan orang lain kepada-Nya dan bukan karena kesalahan akibat perbuatan-Nya. Alkitab menjelaskan bahwa penderitaan menerpa manusia setelah manusia jatuh ke dalam dosa, tetapi perlu juga kita pahami bahwa penderitaan menerpa seseorang tidak selalu karena kesalahannya. Tetapi karena dosalah maka manusia mengalami berbagai penderitaan.
Ayub adalah tokoh yang sangat tepat untuk memahami arti sebuah penderitaan. Penderitaan Ayub adalah bentuk cobaan dari iblis yang bertujuan untuk memisahkannya dari Allah. Iblis selalu berusaha mencobai umat beriman agar meragukan, menyangkaldan meninggalkan hidup beriman kepada Allah. Semua orang beriman sudah sangat memahami siasat iblis ini tentunya. Tetapi umat beriman sangat kurang memahami mengapa Allah mengijinkan hal itu terjadi. Ada seorang rohaniawan katolik di Indonesia mengkritik konsep “Tuhan mengijinkan penderitaan dan bencana terjadi menerpa hidup manusia”. Lebih tegasnya dia tidak setuju dengan lirik lagi “Waktu Tuhan”, karena terkesan mengkambing hitamkan Tuhan dalam setiap penderitaan dan bencana yang menimpa kehidupan manusia. Tentu dalam kasus-kasus tertentu dengan memberi penjelasan yang sudah diarahkan untuk menyalahkan, orang bisa terpengaruh. Kita perlu memahami fakta Alkitabiah khususnya dalam kasus Ayub bahwa iblis diijinkan Allah mencobai Ayub tetapi dengan pembatasan tak boleh mengganggu nyawa Ayub walaupun faktanya sepuluh anak Ayub dan para pengerjanya mati juga seketika. Sekali lagi bahwa semua atas ijin Allah sesuai pula dengan waktu Tuhan. Para teolog dan tentunya juga para rohaniawan telah mencoba menggali kasus Ayub orang saleh yang diterpa bencana ini. Tak mudah memang, tetapi saat kita tak mengerti jangan mengambil kesimpulan berdasarkan pemahaman kita yang terbatas. Yang pasti Tuhan mengijinkan segala sesuatu terjadi untuk kebaikan umat-Nya.
Tuhan Yesus menderita, sengsara, disalibkan hingga dibunuh untuk melakukan kehendak Allah Bapa sesuai dengan waktu yang ditentukan Allah. Semua akibat dosa ditimpakan kepada-Nya agar manusia berdosa yang percaya kepada-Nya memperoleh keselamatan abadi. Dalam hal ini dapat pula kita pahami penderitaan, bencana hingga kematian bukanlah akhir segala-galanya. Di dalam Kristus kematian dengan cara apapun adalah hal yang diijinkan terjadi sesuai dengan waktu Tuhan untuk memasuki kehidupan kekal yang adalah kehidupan yang sejati. (MT)
Pencobaan yang menimpa umat-Nya adalah atas seijin Tuhan, sesuai pula dengan waktu-Nya.