Minggu 28 Maret 2021
DEBU – KEMBALI JADI DEBU
Debu : – Manusia – Dari debu – Kembali jadi debu
Bacaan Sabda : Kejadian 3:17-24
Kejadian 2:7 “Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia.”
Saya selalu bertanya kepada diri sendiri “kira-kira mengapa Allah menciptakan manusia dari debu tanah”. Tentu pertanyaan ini akan tetap menjadi pertanyaan yang tak akan terjawab dan sekiranya mencoba untuk menjawab pastilah jawabannya jawaban duga-duga yang lebih besar salahnya dari benarnya. Tetapi sangat jelas ada pesan moral penting bagi manusia melalui asal-usulnya adalah dari debu tanah yang dibentuk Allah dengan tangan-Nya dan dihidupkan dengan nafas-Nya. Jelaskan pesannya “bahwa manusia tanpa Allah hanyalah seonggok debu”. Allah memberi kesempatan hidup kepada manusia hanyalah sebentar, kemudian dia akan kembali menjadi debu.
Alkitab sering menggunakan kata debu untuk menjelaskan hal-hal tertentu:
- Dalam Kejadian 13:16 kata debu tanah menjelaskan jumlah yang sangat banyak. Keturunan Abram akan sangat banyak seperti debu tanah tidak dapat dihitung.
- Kemudian dalam Ulangan 9:21 kata debu digunakan adalah sesuatu yang hina tak berguna lagi sehingga dibuang saja.
- Dan ada banyak ayat-ayat Alkitab yang menggunakan kata debu sebagai gambaran kemiskinan dan penghinaan. Ayub menjelaskan sikap menaruh debu di kepala sebagai tanda perkabungan.
Jadi bila manusia berasal dari debu memberi pesan moral betapa rendahnya manusia tanpa Allah. Fakta Alkitabnya bahwa manusia itu dibentuk oleh tangan Allah menjadi ciptaan mulia karena segambar dengan Allah. Kesegambaran manusia dengan Allah adalah karena anugerah Allah semata, tidak berasal dari manusia itu sendiri. Tetapi diciptakan dari debu tanah juga mengandung pesan bahwa seorang manusia yang hanya seonggok debu tanah akan menjadi seseorang yang mulia bila berada dalam tangan Allah. Tanah adalah materi yang dapat menjadi benda bernilai bila berada ditangan-tangan kreatif. Tanah betul-betul bisa dibentuk walaupun tak mungkin mampu membentuk diri sendiri. Rasul Paulus membedakan manusia sebagai tubuh alamiah (debu) dan tubuh rohaniah (roh). Bila seorang manusia hanya berkutat pada kehidupan tubuh alamiah (debu) akan menjadi sesuatu yang kurang berarti. Tetapi saat dia membuka hati terhadap Roh Allah karena menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamatnya dia akan mengalami pembentukan oleh tangan kreatif dan tangan kasih kuasa Allah. Kesempatan hidup adalah merupakan kesempatan bagi manusia untuk lahir kedua kali menjadi anak Allah. Hal itu berarti dia bukan lagi hanya manusia lahiriah atau manusia alami. tetapi telah menjadi manusia batiniah atau manusia rohani. (MT)
Jadilah seperti tanah di tangan orang kreatif. Dengan menyerahkan hidup kepada Allah untuk dibentuk sesuai kehendak-Nya.