Senin 01 Maret 2021
BEBAS – DARI IKATAN DOSA
Bebas : – Dari Penjara – Dari penjajahan – Dari perbudakan
Bacaan Sabda : Mazmur 105:1-45
Mazmur 105:20-22 “Raja menyuruh melepaskannya, penguasa bangsa-bangsa membebaskannya. “Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta kepunyaannya, “untuk memberikan petunjuk kepada para pembesarnya sekehendak hatinya dan mengajarkan hikmat kepada para tua-tuanya.”
Kata bebas dalam Alkitab biasanya dilatarbelakangi adanya penahanan dalam penjara, adanya pengajaran dan adanya perbudakan. Penguasa memenjarakan seseorang tertuduh melanggar hukum sehingga dipenjarakan. Satu bangsa dikalahkan bangsa lain atau berada dalam penguasaan bangsa lain sehingga dijadikan menjadi bangsa jajahan. Satu bangsa yang ditaklukkan bangsa yang jauh lebih besar dan lebih kuat, sehinga diperbudak bukan hanya sekedar dijajah. Dambaan terbesar tahanan dalam penjara dan bangsa terjajah dan perbudakan adalah bebas atau merdeka. Kebebasan menjadi kebahagiaan dan kesejahteraan bagi siapapun yang tertahan, terjajah dan diperbudak. Bagi bangsa Israel kebebasan dari jajahan dan perbudakan adalah kejadian yang berulang-ulang terjadi. Biasanya kebebasan yang mereka alami bukanlah hasil perjuangan atau peperangan mereka, tetapi adalah pemberian Allah. Walaupun mereka berperang selalu saja Allah menyertai dan memberi kemenangan. Umat Israel menyadari hal itu sehingga mereka memuji-muji Allah dan bersyukur kepada Allah. Tetapi secepat mereka bersyukur pula mereka melupakan kebaikan Allah, sehingga mereka terjajah lagi. Tentu tidak semua umat Israel labil, karena ada juga kelompok kecil yang setia, tentu mereka menderita tetapi mereka tetap bebas kendatipun faktanya mereka berada pada jajahan bangsa lain bersama bangsa Israel.
Mazmur 105 adalah Mazmur mengajak umat Israel untuk terus bersyukur, taat dan setia kepada Tuhan. Mazmur 105:20-22 adalah ayat yang mengangkat tokoh Yusuf sebagai teladan yang tidak pernah bermental budak, tahanan dan jajahan walaupun faktanya dia pernah menjadi budak di rumah Potifar dia justru diberi kuasa dan kebebasan di rumah tuannya itu. Ketika Yusuf dipenjara korban fitnah dari istri Potifar, dia bebas berkarya karena dipercayakan menjadi seorang pengawas dan konsultan pada tahanan lainnya. Kalau kita ikuti kisah Yusuf, jelas sejak berada di tengah keluarganya dia terjajah oleh iri hati tanpa alasan yang jelas oleh kakak-kakaknya. Jadi jelas Yusuf adalah orang bebas dan merdeka melakukan perbuatan-perbuatan yang baik karena dia taat dan takut kepada Tuhan.
Saudara adalah seorang dari antara minoritas yang setia kepada Allah. Tentu banyak hal yang mau mencoba menjerat agar terikat dan terjajah. Mari belajar kepada Yusuf. Faktanya dia diperjual belikan menjadi budak, difitnah menjadi tahanan tetapi dia tetap bermental pemenang. Tidak diikat dan diperbudak oleh dunia dan dosa. Dia tetap bebas karena tetap setia kepada Tuhan. (MT)
Walaupun kita hidup di dunia jangan pernah hidup diikat dan diperbudak dosa dan dunia.