Rabu 09 Desember 2020
KAYAFAS – DALAM KENDALI ALLAH
Kayafas : – Imam besar – Jahat / Kejam – Bernubuat
Bacaan Sabda : Yohanes 11:45-57
Yohanes 11:49-50 “Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.”
Usaha-usaha orang Yahudi untuk membunuh Yesus sudah sering terjadi. Tetapi yang menentukan waktu bukanlah manusia. Waktu Tuhan, Tuhanlah yang menentukan karena itu sudah pasti terbaik. Tetapi keputusan akhir dibuat pada rapat majelis pemimpin Yahudi, walaupun gagal dan gagal lagi. Adalah Kayafas yang menjadi imam besar selama pelayanan Yesus di bumi melalui pengajaran dan melakukan mujizat untuk banyak orang. Imam Kayafas terkategorikan sebagai seorang pejabat sombong dan korup. Dengan kesombongan dia membusungkan dada dengan anggapan dialah penentu rencana yang berhubungan dengan kematian Yesus. Dia dengan sifat sombong dan munafik mengatakan Yesus haruslah mati demi menyelamatkan orang Yahudi.
Yohanes dituntun Roh Kudus menyatakan bahwa Kayafas tidak menyadari adanya kebenaran dalam ucapannya pada saat dia sedang menyombongkan diri. Artinya tanpa Kayafas menyadari telah dipakai Allah bernubuat bahwa Yesus harus mati untuk menyelamatkan manusia berdosa termasuk orang Yahudi. Suatu kebenaran sejati bisa juga keluar dari bibir najis seorang Kayafas. Tetapi perlu kita pahami walaupun keluar dari bibir Kayafas insiatif bukanlah dari Kayafas melainkan dari Allah. Kayafas dengan segala kejahatannya memang terus saja merencanakan dan mengupayakan dengan segala cara untuk membunuh Yesus. Tetapi Allah telah memakainya menjadi jalan untuk mendamaikan manusia berdosa dengan Allah. Walaupun faktanya para pembesar agama Yahudi yang bekerjasama dengan serdadu Romawilah yang melakukan pembunuhan Yesus tetapi sesungguhnya Allah-lah yang memakainya untuk menjadi jalan keselamatan bagi manusia.
Jadi imam besar Kayafas merasa dirinyalah perencana dan pelaksana kematian Yesus, pada dasarnya dia bertindak semata-mata hanya sebagai alat. Tetapi jangan pernah berpikir bahwa Allah yang membuat Kayafas jahat agar rencana Allah terlaksana. Bukan Allah yang mengendalikan Kayafas, karena Kayafas lah yang merencanakan membunuh Yesus dengan kejahatan yang timbul dari hatinya sendiri. Kayafas sama dengan mertuanya yang melakukan kesalahan dan kejahatan secara berulang-ulang. Kayafas mengetahui kebenaran ajaran dan perbuatan Yesus, tetapi dia tetap menutup hatinya kepada kebenaran. Kesombongannya menjadi alasan untuk terus menutup hati. Jadi sama dengan mertuanya, Kayafas berdosa kepada Roh Kudus, dosa yang tak terampuni. (MT)
Manusia terus berusaha tetapi rencana Allah-lah yang terlaksana.