Jumat 27 November 2020
FEBE – PENYAMBUT TAMU
Febe : – Bersinar – Penyembut tamu – Dermawan
Bacaan sabda : Roma 16:1-2
Roma 16:1-2 “Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudari kita yang melayani jemaat di Kengkrea, “supaya kamu menyambut dia dalam Tuhan, sebagaimana seharusnya bagi orang-orang kudus, dan berikanlah kepadanya bantuan bila diperlukannya. Sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku…”
Nama seorang ibu soleha Febe berarti “bersinar”. Nama ibu penyambut tamu yang sangat dermawan ini cukup mengesankan karena keramahtamahannya menyambut tamu sama dengan arti namanya. Senyum manisnya menyambut tamu membuat tamu yang disambutnya merasa diterima dan dihormati. Febe sepertinya pernah bertugas sebagai penyambut tamu di Kengkrea sebuah pelabuhan di sebelah timur kota Korintus. Dan kebiasaan baik ini diterapkan dalam menyambut tamu di gereja, atau menyambut para rasul. Dia telah memberi banyak bantuan kepada banyak orang termasuk kepada rasul Paulus.
Jabatan resmi Febe dalam gereja adalah diakonos. Tetapi Febe tidak terlalu peduli dengan jabatan formalitas. Dia cukup bangga dengan jabatan atau tugas yang dimilikinya sebelum menjadi Kristen yaitu menyambut tamu. Jadi kalaupun dia diangkat sebagai diakonos adalah merupakan penghargaan atas kedermawanannya. Dia adalah seorang wanita terhormat dalam gereja dan di luar gereja karena dalam banyak hal termasuk dalam berkarya dan melayani Dia sangat handal dan bisa diandalkan. Jadi perlu kita camkan bahwa posisi terhormat bagi wanita Kristen sangat terbuka di dalam juga di luar gereja. Tentu saja posisi yang bukan direbut tetapi diberikan orang lain karena karakter dan karyanya.
Dalam perkembangan gereja sesuai dengan perjalanan sejarah para diaken seringkali menjadi jabatan seorang laki-laki yang kemudian disematkan pada istrinya. Tetapi Febe betul-betul adalah diaken berdasarkan pengakuan dan pengangkatan dari pihak gereja. Sesungguhnya pengangkatan seorang istri berdasarkan jabatan suami dalam gereja tidaklah sepenuhnya salah karena seharusnya memang demikian sebagai pengakuan terhadap firman Tuhan mereka bukan lagi dua tetapi satu. Hanya saja para istri harus betul-betul mendukung suaminya. Faktanya sering terjadi diaken laki-laki menjadi sangat fokus kepada acara-acara ritual gereja, sesuai kebutuhan gereja. Tetapi karena kehadiran istri diaken yang diterima gereja sebagai diaken menggantikan suaminya pelayanan diakonia tetap dapat berjalan. Febe memang bukan diaken berdasarkan jabatan suaminya, karena dia diangkat secara resmi. Namun melihat kualitas dan kuantitas pelayanannya, dapatlah dijadikan para perempuan yang terjun ke dalam pelayanan menjadi teladan. Pendapat umum menyatakan perempuan cerewet, tetapi Alkitab memberi banyak informasi bahwa perempuan itu ramah, penyambut dan punya senyum yang menawan. (MT)
Bukanlah cerewet tetapi penyambut dan peramah dan penuh senyum yang menawan.