Minggu 22 November 2020
GAYUS – TUAN RUMAH YANG BAIK HATI
Gayus : – Tuan rumah yang baik – Kurang sehat – Hidup benar
Bacaan Sabda : 3 Yohanes 1:1-4
Roma 16:3 “Sampaikan salam kepada Priskila dan Akwila, teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus.”
Gayus adalah nama yang sangat umum. Jadi ada beberapa nama Gayus dalam Perjanjian Baru. Ada Gayus orang Makedonia yang merupakan korban kerusuhan di Efesus (Kisah Para Rasul 19:29). Ada Gayus orang Korintus yang dibaptis Paulus (1 Korintus 1:14), dan masih ada Gayus yang lain yang semuanya terkenal baik dan dikenal rasul Paulus. Ada seorang bernama Gayus pula yang dekat dengan rasul Paulus dan dekat pula dengan Yohanes. Gayus yang satu ini dinyatakan oleh rasul Paulus dan Yohanes sebagai tuan rumah yang baik yang selalu menyambut para rasul yang singgah di rumahnya dengan sangat ramah. bukan hanya rasul yang disambut baik menumpang di rumahnya tetapi juga jemaat-jemaat. Ada kemungkinan bahwa rumahnya adalah gereja rumah tempat orang percaya untuk beribadah. Memberi tumpangan kepada rasul sangat beresiko. Karena harus bekerja keras dan biasanya siap berjaga sampai jauh malam. Dan harus pula siap mengeluarkan biaya untuk kebutuhan para rasul yang bisa saja tinggal atau bertamu beberapa hari.
Kita perlu salut dan menghargai Gayus dan istrinya dan orang percaya yang meneladaninya sampai sekarang. Rasul Yohanes memberi keterangan yang lebih banyak mengenai Gayus yang selalu menyambut para rasul dalam penginjilan keliling seperti biasa dilakukan pada saat itu. Yohanes memberi keterangan bahwa Gayus mempunyai kelemahan fisik. Padahal saat itu hingga sekarang selalu saja menghubungkan kelemahan fisik seseorang dengan kondisi kerohaniannya. Seringkali orang berpendapat bahwa penyakit atau orang percaya yang sakit adalah orang yang lemah imannya. Rasul Paulus dan rasul Yohanes pastilah tidak berpendapat seperti itu. Justru rasul Yohanes sangat terkesan dengan iman Gayus yang kuat dan terus bertumbuh. Terkadang Yohanes sangat prihatin melihat kelemahan Gayus sahabatnya itu. Tetapi hal itulah yang membawa Yohanes tekun mendoakan sahabat yang terus bersemangat walaupun fisiknya lemah. Perlulah kita berpikir lebih positif bila mengetahui kenyataan hidup Gayus yang sangat ramah ini. Walaupun tubuhnya lemah ia rela bekerja keras menampung para rasul singgah di rumahnya. Jangan sampai orang percaya yang fisiknya sehat dan kuat menganggap dirinya lebih rohani dan lebih unggul dari orang percaya yang harus siap menerima kenyataan bahwa dia lemah dan sakit. Karena dalam tubuh yang sehat tidak selalu terdapat jiwa yang sehat pula. Malah terkadang terdapat jiwa dan rohani yang sakit. (MT)
Kondisi kerohanian tidak selalu dapat diukur melalui keadaan fisik dan kondisi sosial.