Jumat 20 November 2020
EUNIKE – KEMENANGAN SEJATI
Eunike : – Ibu Timotius – Kemenangan sejati – Wanita setia
Bacaan sabda : Kisah Rasul 16:1-5
2 Timotius 1:5 “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.”
Eunike adalah Ibu dari Timotius. Eunika wanita Yahudi ini bersuamikan orang Yunani jadi Timotius adalah peranakan Yunani Yahudi berarti kewarganegaraannya kemungkinan besarnya adalah Yunani. Eunike yang berlatar belakang Yahudi ini menjadi pengikut Kristus saat dia sudah berumah tangga. Sebagai orang Yahudi Eunike sudah sangat akrab dengan firman Allah Alkitab Perjanjian Lama. Setelah bersuamikan orang Yunani dalam pandangan umum Eunike naik secara strata sosial, tetapi bagi Eunike hal itu tidak terlalu penting. Eunike yang arti namanya adalah kemenangan sejati ingin hidup sesuai dengan namanya. Tentu saja bukan menang atas suaminya tetapi kemenangan pergumulan imannya. Dan pergumulan itu lebih besar lagi setelah dia pengikut Kristus.
Pertobatannya sebenarnya sangat berpotensi menimbulkan masalah dalam keluarganya mengingat suaminya adalah seorang Yunani yang terkenal dengan filsafatnya dan juga penyembah berhala. Dari cara Paulus menyatakan bahwa Eunike terus berjuang mempertahankan imannya dan berjuang mempertahankan keutuhan rumah tangganya. Alkitab tidak memberi informasi mengenai pertobatan suami Eunike tetapi juga tidak menjelaskan sikap suaminya atas pertobatannya. Mungkin suaminya sudah dari awal mengetahui perbedaan itu sehingga tidak mempermasalahkannya. Perlu juga kita mencoba memahami dari pihak Eunike yang adalah pengikut Kristus yang mengasihi Kristus dengan Kasih yang tulus. Dia cukup berhasil memposisikan dirinya sebagai istri yang menghormati suaminya. Eunike tidak membuka ruang bagi kesalahan seorang istri yang membuat suaminya marah. Mungkin saja Eunike tekun berdoa untuk suaminya agar membuka hatinya untuk Injil. Tetapi tidak jelas apakah di kemudian hari suaminya bertobat menjadi pengikut Kristus. Tetapi Eunike tentu sangat berbahagia melihat anaknya bukan hanya pengikut Kristus tetapi menjadi seorang hamba Tuhan yang giat dalam pengembangan gereja. Bagi seorang ibu rumah tangga seperti Eunike lapangan perjuangan dan pelayanannya adalah rumah tangganya. Di rumah tangganyalah dia bersaksi, berdoa dan menyatakan kehidupan imannya setiap hari. Di situlah ia bersaksi sebagai Kristen sejati sebagai istri yang baik dan setia juga menjadi ibu yang mengasihi anak-anaknya. Eunike ternyata dapat memerankan semua itu dalam kehidupan nyata.(MT)
Seorang istri yang takut akan Tuhan menjadikan rumah tangganya menjadi ladang pelayanan utama.