Sabtu 07 November 2020
GAMALIEL – GURU PAULUS
Gamaliel : – Guru Paulus – Kedaulatan Allah – Toleran
Bacaan sabda : Kisah Rasul 5:26-42
Kisah Para Rasul 5:38-39 “Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap,“tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah.” Nasihat itu diterima”
Paulus mengakui Gamaliel adalah gurunya dan menjunjung tinggi kehormatan Gamaliel sehingga dipanggil sebagai “Rabban” (Guru kami), suatu gelar lebih tinggi dari “Rabbi” (guruku). Gamaliel diakui sebagai doktor dalam ilmu hukum. Dia adalah anggota sanhedrin yang ditengarai sebagai mahkamah agama Yahudi. Dia adalah Farisi liberal. Walaupun berpikir liberal dia tetap Farisi yang menyakini adanya kebangkitan setelah kematian. Sebagi Farisi liberal Gamaliel sangat mengakui kedaulatan Allah. Rasul Paulus memperoleh pemahaman kedaulatan Allah dari Gamaliel.
Pada zamannya pengajaran Gamaliel diakui paling unggul dan watak serta kematangan pemikirannya sangat dikagumi, sehingga dia diangkat menjadiseorang dari 7 guru (Rabbani), atau katakanlah 7 guru besar teratas. Paulus memperoleh kebajikan-kebajikan terbaik yang pernah dipelajari di Tarsus sebagai penganut radikal agama Yahudi. Besar kemungkinan bahwa rasul Paulus menjadi seorang ilmuwan yang berwawasan luas adalah berkat gemblengan guru besar Gamaliel. Di samping Gamaliel adalah seorang yang sangat agamis tetapi juga liberalis dia termasuk seorang yang netral dan sangat toleran. Selama Gamaliel hidup penghargaan umat Yahudi kepada hukum termasuk masih tinggi, termasuk penghargaan kepada hidup manusia walaupun berbeda. Nasehatnya agar tidak bertindak melawan hukum kepada para rasul sangat logis dan diterima dengan baik. Setelah Gamaliel sang Rabbani meninggal maka sikap kepada hukum Taurat semakin jauh dari konsep hukum Taurat itu.
Ada pertanyaan yang perlu dicari jawabannya yaitu, mengapa Gamaliel tidak menjadi Kristen? mungkin berat baginya sebagai seorang Rabbani menundukkan kepala kepada Kristus. Terkadang status terhormat bisa jadi penghalang seseorang datang kepada Yesus. Dalam kenyataan justru terkadang lebih mudah seorang musuh Injil seperti Saulus datang kepada Yesus berlatar belakang seorang yang memusuhi pengikut Kristus. Gamaliel yang toleran kepada pengikut Kristus tetapi tidak kunjung mengambil keputusan untuk mengikut Kristus walaupun tidak ada data yang membuktikan. Ada pula yang mengatakan bahwa dia sempat menjadi anggota simpatisan sebuah gereja lokal. Tetapi faktanya orang baik sering terhalang menjadi pengikut Kristus karena dia merasa lebih dari orang Kristen. (MT)
Menjadi orang baik itu bukan hanya penting tetapi harus. Milikilah kebaikan sejati karena mendekatkan diri kepada Tuhan.