Senin 02 November 2020
SIMON – FARISI
Simon : – Farisi – Merasa diri unggul – Menjaga reputasi
Bacaan sabda : Lukas 7:36-50
Lukas 7:44 “Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: “Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya.”
Simon orang Farisi ini agak berani bersikap mengundang Yesus datang ke rumahnya. Kalaupun motivasinya tidak seindah sikapnya tetap saja dia berbeda dari Farisi pada umumnya. Mungkin saja dia adalah seorang yang berpengaruh di kalangan Farisi sehingga tidak seorangpun yang berani menyalahkannya. Pada umumnya orang Farisi selalu menjauh dari Yesus, untuk mempertegas bahwa konsep teologia mereka sangat berbeda tajam. Tetapi Simon mempunyai sedikit itikad baik atau mencoba berbaikan dengan Yesus. Bisa saja Simon ingin menunjukkan keistimewaannya kepada Yesus bahwa dia bukanlah Farisi biasa tetapi Farisi yang cukup berwibawa dan disegani oleh Farisi yang lain. Bila kita mencoba menduga, sepertinyaSimon justru memamerkan keistimewaannya kepada Yesus. Itulah alasan Yesus tidak simpati kepada Simon Farisi ini. Kenyataannya Simon tidak menyambut Yesus seperti lazimnya menyambut tamu yang diundang. Seharusnya Simon harus menyediakan air dan handuk untuk menyambut Yesus, tetapi Simon tidak mempersiapkan itu. Dalam hal ini jelas dia ingin menyatakan bahwa dia lebih istimewa dari Yesus.
Seorang perempuan berdosa mengetahui kehadiran Yesus di rumah Simon Farisi. Perempuan berdosa itu sudah menduga bahwa Farisi tidak mempunyai motivasi yang baik mengundang Yesus ke rumahnya. Dia membawa buli-buli pualam berisi minyak. Betul juga ternyata Simon Farisi bukan mempunyai sikap yang tulus mengundang Yesus datang ke rumahnya. Perempuan berdosa itu tak dapat menahan diri melihat penghinaan kepada Yesus, dia segera melakukan tindakan untuk menghormati Yesus, dia membasahi kaki Yesus dengan air matanya, menyekanya dengan rambutnya kemudian meminyaki dengan minyak wangi. Kehadiran perempuan berdosa itu betul-betul mengusik harga diri Simon karena dianggap telah merusak reputasinya. Simon Farisi ini semakin terusik karena Yesus membandingkan dirinya dengan perempuan berdosa. Padahal dia sedang merasa jijik melihat perempuan berdosa itu. Secara tegas Yesus menyatakan perempuan berdosa itu Justru lebih terhormat dari Simon. Karena penentu bukanlah status dan pemahaman tentang hukum Taurat. Bukan pula hidup tanpa cacat cela menurut penilaian terhadap diri sendiri. Penentu yang sesungguhnya adalah pertobatan sejati dan kasih yang sungguh-sungguh kepada Tuhan. Karena kasih melahirkan penyesalan dan juga pertobatan yang berdampak pada sikap ketergantungan dan penyerahan total kepada Tuhan. (MT)
Bukan status terhormat dan pemahaman akan hukum tetapi kasih yang tulus.