Rabu 28 Oktober 2020
STEFANUS – DISAMBUT YESUS
Stefanus : – Dimahkotai – Martir – Disambut Yesus
Bacaan Sabda : Kisah Rasul 7:54-66
Kisah Para Rasul 7:59-60 “Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku. Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka! Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.”
Dalam Alkitab ada dua orang bernama Stefanus seorang ditulis dalam 1 Korintus 16:17. Keluarga Stefanus diperkirakan adalah satu keluarga dari sedikit petobat baru di Korintus. Dia cukup terkenal karena kegiatannya dalam pelayanan secara kegiatannya dalam pelayanan secara sukarela yang dilakukan dengan rajin dan hati yang tulus. Tetapi yang kita mau renungkan adalah Stefanus seorang dari tujuh yang dipilih melakukan pelayanan meja atau pelayanan sosial agar para rasul tidak terganggu dalam pemberitaan Injil. Pemilihan ketujuh orang itu betul-betul dengan seleksi yang sesuai dengan syarat yang dikehendaki Allah. Terbukti bahwa dua pilihan teratas sangatlah berkualitas. Filipus adalah merupakan utusan Injil yang pertama dan Stefanus merupakan martir yang pertama. Semua dapat melihat bukti nyata dalam hidup Stefanus bahwa dia adalah seorang yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Bukan melalui menifestasi seperti berbahasa lidah atau jatuh dalam roh tetapi melalui semangat, karakter dan keberaniannya dalam pemberitaan dan penginjilannya. Kemenangannya nyata karena keberaniannya yang menakjubkan menghadapi orang-orang haus darah yang memusuhinya tanpa alasan yang jelas. Dia berhasil memperlihatkan imannya yang kuat dan tak dapat digoyahkan. Musuh-musuh atau lebih tepatnya orang-orang beragama yang memusuhinya melihat sinar surgawi yang memancar dari wajahnya bersamaan mendengar doa terakhirnya yang penuh rahmat dan kasih setia. Doa yang memohon pengampunan untuk orang-orang yang tanpa rasa kemanusiaan melemparinya hingga meninggal di tempat.
Pada saat itu Paulus adalah orang yang setuju dengan kejadian itu, tetapi sedikit banyak doa Stefanus itu telah mulai menggetarkan hatinya. Dan di kemudian hari justru Pauluslah yang melanjutkan visi Paulus yang menyala-nyala itu. Kematian Stefanus sebagai martir pertama untuk gereja ternyata memberi dampak positif untuk pertumbuhan gereja. Betullah kata para tokoh gereja bahwa darah para martir adalah benih yang subur bagi pertumbuhan gereja. Penganiayaan kepada orang percaya menyusul dan semakin gencar tetapi pemberitaan Injil pun semakin meluas, karena ternyata penganiayaan tak dapat menghambatnya, nyatanya semakin dihambat semakin merambat. Kematian Stefanus sangat berhubungan dengan pertemuan Paulus dan Yesus.
Ada lagi hal penting yaitu ucapan dan doa Stefanus pada saat dia dianiaya dengan cara di rajam hingga meninggal. Ucapan dan doa Stefanus merupakan awal terjadinya revolusi teologi mula-mula sebagai dasar penginjilan yang semakin meluas. Lukas menyadari pentingnya makna kisah Stefanus sehingga mencatatnya secara lengkap. (MT)
Darah para martir adalah benih yang subur untuk pertumbuhan gereja.