Rabu 14 Oktober 2020
LAZARUS – MISKIN YANG SETIA
Lazarus : – Pengemis – Allah penolongku – Setia sampai mati
Bacaan Sabda : Lukas 16:19-31
Lukas 16:22-23 “Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.“Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.”
Dalam panjang lebar ajaran Tuhan Yesus, Dia menjadikan Lazarus si pengemis miskin dan orang kaya satu topik dari pengajaran-Nya. Yesus tidak bermaksud mengatakan orang miskin masuk surga dan orang kaya masuk neraka. Bukan pula bermaksud mengkontraskan hidup orang miskin dengan hidup orang kaya seakan-akan orang miskin hidup berkenan kepada Allah, sedangkan orang kaya hidup tidak berkenan kepada Allah. Kisah ini mengajarkan bahwa kekayaan sangat berpotensi membutakan seseorang kepada kebenaran dan kebutuhan sesamanya. Yesus juga bermaksud menjelaskan bahwa kekekalan sangat ditentukan model hidup yang kita jalani sebelum kematian. Bila kematian sudah tiba tidak ada lagi kesempatan karena pintu anugerah telah tertutup. Jadi Yesus ingin menjelaskan selama hidup di bumi ini adalah kesempatan untuk memilih jalan hidup yang perlu di tempuh dalam menuju kekekalan.
Dalam hal ini orang kaya salah dalam hal menentukan pilihan selama hidupnya. Lazarus sang pengemis yang miskin saat meninggal sepertinya tidak ada yang menguburkannya secara layak. Alkitab menjelaskan hal yang sangat kontras dengan orang kaya itu. Tubuhnya dikubur secara layak setelah kematiannya dan rohnya dimasukkan ke alam maut yang penuh penderitaan. Suatu kehidupan yang sangat kontras dari kehidupan semasa hidup, setiap hari pesta pora. Bila Lazarus semasih hidup menderita setelah kematian bahagia dalam kekekalan. Yesus mengangkat tokoh Lazarus karena ingin menjelaskan arti nama Lazarus adalah bentuk latin untuk nama Ibrani Eliezer yang artinya adalah “Allah adalah penolongku”. Pemilihan nama itu bertujuan bahwa pengemis miskin itu adalah orang percaya. Orang percaya yang menderita selama hidup di dunia ini tetapi terus berjuang hidup dan selalu mengharapkan pertolongan Allah. Walaupun kenyataan yang dihadapi dalam dunia ini adalah kemiskinan dan penderitaan dia tetap setia hidup beriman dan taat Firman.
Dalam kisah ini dapat juga kita pahami bahwa di dunia ini berlaku hukum moral bahwa hidup bermewah-mewah di tengah kemiskinan tanpa ada kepedulian kepada Tuhan dan sesama tidak dapat lolos begitu saja di alam baka tanpa perhitungan. Kemudian hidup dalam penderitaan tetapi tetap terus berjuang hidup mengharapkan pertolongan Tuhan dengan setia juga mendapat perhitungan dalam kekekalan. Dan satu hal yang pasti, betapapun du dunia ini hidup dalam penderitaan karena tidak ikut dalam sistem dunia yang berdosa, tak dapat dibandingkan dengan kebahagiaan dan kemuliaan yang disediakan (Roma 8:18). Jadi berbahagialah si miskin yang setia memohon pertolongan Allah. (MT)
Selama hidup adalah kesempatan membuat pilihan yang benar kemudian berkeputusan menghidupinya.