Sabtu 10 Oktober 2020
PAULUS – PEMBUAT TENDA
Paulus : – Pembuat tenda – Tangan kasar – Di Efesus
Bacaan sabda : Kisah Rasul 20:31-38
Kisah Para Rasul 20:33-34 “Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapa pun juga. “Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku.”
Di Efesus rasul Paulus cukup lama melayani, tetapi dia tidak sepenuhnya menjadi beban bagi jemaat, karena waktu senggangnya dia bekerja sebagai pembuat tenda. Suatu pekerjaan keras tapi hanya dapat dikerjakan orang-orang terampil. Telapak tangannya menjadi kasar layaknya seorang buruh harian. Bukan lagi seperti tangan seorang sarjana Teologi yang merupakan status terhormat yang dimilikinya. Dalam Kisah Para Rasul 19:12 ditulis bahwa hanya dengan sapu tangan rasul Paulus banyak orang sakit disembuhkan. Hal ini menarik perhatian banyak hamba Tuhan masa kini. Sehingga tidak sedikit yang mencontohnya. Ada yang melemparkan jasnya kepada jemaat bahkan ada pula yang melemparkan sepatunya. Katanya sih ada urapan Paulus, tetapi hampir dapat dikatakan bahwa itu hanyalah praktek-praktek murahan untuk mencari sensasi agar semakin terkenal. Bila rasul Paulus mau hal itu tak perlu terjadi. Paulus tak melakukan pamer lempar sapu tangan agar terjadi mujizat. Semua terjadi spontan sesuai kebutuhan tanpa direncanakan. Bila harus meneladani rasul Paulus yang harus diteladani seharusnya kerja kerasnya dan ketulusan hatinya melayani tanpa ada tujuan jahat tersembunyi dalam semua pelayanannya.
Pernahkah saudara berpikir mengapa sapu tangan rasul Paulus mempunyai kuasa? Tentu bukanlah pada sapu tangannya tetapi justru iman orang yang mengharapkan tumpangan tangannya. Tetapi karena rasul Paulus tidak hadir karena sibuk membuat tenda maka saputangan yang sering dipakai melap tangan Paulus yang kasar itu pun sudah cukup baginya. Jadi sapu tangan itu tak terpisahkan dengan tangan rasul Paulus. Kita juga harus yakin bahwa mujizat terjadi adalah karena kuasa dan kasih karunia Allah. Allah dengan kasih dan karunia-nya menyembuhkan orang percaya kepadanya. Dan Allah berdaulat memakai tangan siapapun sesuai dengan ke-Mahatahuan-Nya. Kalau Dia memakai sapu tangan bekas tangan rasul Paulus tentu Dia mengenal tangan rasul-Nya itu dengan baik. Sudah pasti tangan rasul Paulus bukanlah tangan kotor yang dipakai melakukan perbuatan jahat, bukan juga tangan pemalas yang tak pernah bekerja. Kalau meneladani Rasul Paulus janganlah teladani caranya dan hal-hal yang kurang penting darinya. Tak perlu menggunakan sapu tangan seperti Paulus dengan sapu tangannya. Lebih baik menggunakan tangan seperti rasul Paulus menggunakan tangannya bekerja keras dan menolong banyak orang.
Di Efesus rasul Paulus dikenal jemaat sebagai pekerja keras dan sebagai seorang yang ringan tangan menolong banyak orang. Itulah sebabnya ketika rasul Paulus meninggalkan jemaat Efesus, dia berangkat diiringi doa dan air mata jemaat. (MT)
Jangan pernah meniru cara karena jauh lebih baik meneladani karakter seorang rasul Paulus.