Rabu 07 Oktober 2020
PAULUS – PEMBERITA INJIL SEJATI
Paulus : – Rasul – Pemberita Injil – Dilistra
Bacaan Sabda : Kisah Rasul 14:8-20
Kisah Para Rasul 14:14-15 “Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru: Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup…”
Paulus dan Barnabas betul-betul mempersembahkan hidup mereka untuk pemberitaan Injil. Pengurapan Roh Kudus nyata sehingga Injil diterima oleh banyak orang. Ditambah pula oleh mujizat yang menyertai pemberitaan mereka membuat penduduk Listra sangat takjub atas pemberitaan Injil yang baru saja mereka kenal. Sehingga secara spontan penduduk mendaulat mereka berdua sebagai dewa yang turun ke tengah-tengah mereka dalam rupa manusia. Barnabas sebagai dewa Zeus dan Paulus sebagai Hermes dua-duanya adalah dewa sembahan Yunani.
Paulus bukannya senang mendapat respon berlebihan yang menyimpang ini melainkan sangat sedih menyaksikan kenyataan yang tak diharapkan ini. Paulus dan Barnabas harus bekerja keras mengalihkan pikiran yang menyimpang ini agar terarah kepada Kristus. Untungnya Paulus dengan sangat komunikatif memberikan tujuan pemberitaannya bukanlah tentang Barnabas dan Silas yang adalah manusia biasa seperti penduduk Listra. Tujuan pemberitaan mereka adalah tentang juruselamat manusia yaitu Kristus Tuhan. Manusia itu memang sangat mudah mendewakan atau mengkultuskan tokoh yang diidolakan termasuk hamba-hamba Tuhan. Dan tidak sedikit pula para tokoh termasuk hamba Tuhan yang menikmatinya. Tidak banyak hamba Tuhan yang searif rasul Paulus dan Barnabas yang mampu merespon tempik sorak khalayak ramai yang kagum atas pelayanan mereka. Tetapi para pengangum dan pemuja emosional biasanya sangat labil.
Ketika orang Yahudi dari Ikonium dan Antiokia mempengaruhi mereka. Orang yang tadinya mendewakan berbalik membenci yang ditindaklanjuti dengan melempari dengan batu. Kembali rasul Paulus dan Barnabas menyatakan kebesaran hati mereka. Mereka tidak menjadi takut dan berhenti mengasihi. Ketika dipuja tidak menjadi sombong dan besar kepala, ketika dihujat tidak menjadi kecut hati dan ketakutan. Hal yang bermutu ini dapat dinyatakan Paulus dan Barnabas karena penyerahan total mereka kepada Kristus sang pengutus mereka. Dengan gagah berani mereka menghadapi hujan batu hingga para pelempar kecapekan dan menganggap Paulus dan Barnabas sudah mati. Para pelempar tak bermoral dan tak punya hati nurani itu pun berusaha menghilangkan jejak kejahatan mereka dengan cara menyeret mereka ke luar kota. Para murid merawat mereka, setelah sadar dan pulih Paulus dan Barnabas melanjutkan penginjilan mereka. Paulus menunjukkan kehidupan hamba Tuhan yang sejati yang patut diteladani. Ketika diidolakan setinggi langit tidak menjadi lupa diri, dan ketika diperlakukan hina dan tak manusiawi tidak menjadi kehilangan diri, tidak kehilangan semangat Injili dan iman sejati. (MT)
Ketika dipuja tidak menjadi sombong, ketika dihujat tidak menjadi kecut hati.