Selasa 06 Oktober 2020
PAULUS – BERTEMU YESUS
Paulus : – Pertobatan – Panggilan – Menjadi rasul
Bacaan Sabda : Kisah Rasul 9:1-31
Kisah Para Rasul 9:4-6 “Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? Jawab Saulus: “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya: “Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.”
Dalam 2 Korintus 5:16 rasul Paulus menyatakan “Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia sekarang kami tidak lagi menilainya demikian”. Berdasarkan pernyataannya ini ada kemungkinan rasul Paulus ini sebelum bertobat pernah mendengar pengajaran Yesus. Mungkin saja dia sering melihat dan mendengar langsung, tetapi dia tak bereaksi sebab menurut ukuran manusia Yesus tidak melakukan kesalahan. Tetapi setelah Yesus bangkit dan khotbah Petrus pada Pentakosta di Yerusalem keadaan dan pemikiran Paulus berubah. Karena para orang percaya sudah terus terang mengakui Yesus adalah Mesias yang adalah Tuhan dan juruselamat manusia. Pemuda Saulus menjadi sangat marah dan penuh semangat menganiaya pengikut Kristus. Dalam hal ini dia merasa tak bersalah karena dia beranggapan membela agama. Dia justru menganggap menganiaya pengikut Kristus adalah ibadah. Dengan surat kuasa dari imam besar semakin menyakinkan dirinya bahwa darah pengikut Kristus adalah halal baginya. Tetapi dalam perjalanan ke Damsyik Yesus menemuinya. Pertemuannya dengan Yesus mengubah hidupnya. Pemuda Saulus pun bertobat dan menerima panggilan sebagai rasul. Dialah rasul Paulus setelah mendapat panggilan, Paulus berdoa dan berpuasa sebagai sifat berserah penuh pada bimbingan Tuhan. Kepada jemaat Galatia rasul Paulus menyimpulkan bahwa Yesus yang telah memilihnya menjadi rasul sejak dari kandungan. Dan Allah secara langsung menyatakan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamatnya.
Setelah peristiwa yang luar biasa yakni pertobatan, panggilan dan pengutusannya sebagai rasul, dia tidak pergi ke Yerusalem untuk menemui rasul-rasul yang lain tetapi berangkat ke tanah Arab. Tidak jelas alasannya mengapa dia malah pergi ke tanah Arab menyendiri. Tuhan Yesus tidak menyuruh Paulus ke Arab, tetapi juga tidak melarangnya. Suatu sikap seorang Paulus yang adalah Yahudi asli seakan-akan menjauh dulu dari Yudaisme yang sudah mendarah daging dalam dirinya. Bisa juga Paulus meyakinkan dirinya akan pengalaman spiritualnya bertemu dengan Yesus. Ketika dia meyendiri di suatu tempat di tanah Arab sudah pasti bertobat, panggilan dan pengutusannya justu semakin jelas seperti yang dituliskannya kepada jemaat Galatia (Galatia 1:11-24). Dia melanjutkan pemberitaan ke Damsyik yang langsung mendapat penolakan dari pihak Yahudi. Kemudian Paulus dibantu Barnabas untuk menjelaskan pertobatannya kepada para rasul dan pengikut Kristus di Yerusalem. Melihat kesungguhan Paulus maka para rasul dan pengikut Kristus lainnya membuka diri menjadi kerabat kerja Paulus. (MT)
Pertemuan dengan Yesus membuat hidup menjadi baru melalui perubahan radikal.