Selasa 15 September 2020
PETRUS – PENYANGKAL YANG DIPULIHKAN
Petrus : – Emosional – Menyangkal – Dipulihkan
Bacaan Sabda : Yohanes 21:15-19
Yohanes 21:17 “Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
Suatu bicara besar Petrus karena didasari sikap emosional jelas tertulis dalam Markus 14:29 kata Petrus kepada-Nya “Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak”. Ini hanyalah satu ungkapan Petrus untuk menyatakan kesetiaannya. Semua murid-murid Yesus ingin menyatakan kesetiaannya kepada Yesus tetapi mereka cukup memendam saja. Mungkin saja mereka tahu bahwa Yesus mengetahui isi hati mereka. Berbeda dengan Petrus yang tak terbiasa menahan rasa. Dia adalah seorang yang sangat emosional dan selalu ingin mengungkapkan perasaannya. Petrus sangat lantang menyatakan janji setianya kepada Yesus. Sebenarnya Petrus sedang melakukan perannya sebagai murid tertua yang mewakilil semua murid menyatakan janji setia mereka kepada Yesus. Petrus menyatakan janji setianya secara jujur, tetapi Yesus seakan-akan merespon Petrus dengan sikap tidak percaya karena Yesus secara spontan menyatakan dalam waktu dekat Petrus akan menyangkal Yesus.
Petrus tak percaya bila dirinya sampai hati menyangkal gurunya. Tetapi setelah tiba waktunya Petrus betul-betul menyangkal gurunya hanya oleh pertanyaan perempuan kecil atau mungkin anak baru gede atau abg. Petrus tersadar dan tak percaya apa yang baru saja dilakukannya. Dia memasuki situasi perasaan yang serba salah. Saat berdoa di taman Getsemani mungkin saja dia tak lagi berdoa secara benar. Perasaannya semakin kacau saat menebas telinga Malkus. Semua kesalahan yang dibuatnya menyatu, tetapi kesalahan terbesar adalah penyangkalannya. Ketika Yesus bangkit dari kematian Petrus semakin serba salah. Dia tertuduh oleh penyangkalannya. Dia tidak lagi menjadi pemimpin dalam komunitas murid Tuhan Yesus. Petrus merasa tak layak. Dia merasa cita-cita dan reputasinya sudah hancur. Tuhan Yesus mengetahui kehancuran hati dan perasaan Petrus. Itulah sebabnya pada pertemuan di tepi danau Galilea Yesus bertanya tiga kali kepada Petrus “Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?”. Mungkin saja Petrus menghubungkan tiga kali pertanyaan Yesus ini dengan tiga kali penyangkalannya. Tetapi tiga kali juga Yesus menyatakan “Gembalakanlah domba-domba-Ku”. Cara Yesus ini sangat tepat dan berhasil memulihkan kehidupan Petrus. Sejak saat itu Petrus sangat bahagia karena yakin dirinya diampuni oleh Yesus. Sejak saat itu Petrus menemukan lagi semangkat dan misi kehidupannya. Tidaklah mengherankan bila dia tampil sebagai pengkhotbah Injili pada Pentakosta di Yerusalem yang mentobatkan tiga ribu orang yang menjadi para pioner gereja.(MT)
Penugasannya sebagai gembala cukup jitu memulihkan Petrus.