Rabu 19 Agustus 2020
MALEAKHI – UTUSAN TUHAN
Maleakhi : – Utusan-Ku – Persepuluhan – Berkat Tuhan
Bacaan Sabda : Maleakhi 3:1-12
Maleakhi 3:10 “Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.”
Pada zaman nabi Maleakhi terjadi persungut-sungutan di antara sebagian besar umat Allah. Mereka menggerutu karena umat ditimpa berbagai kesusahan. Dan pada saat itulah nabi Maleakhi datang sebagai utusan Tuhan sesuai dengan arti yang terkandung di dalam namanya. Sebagian besar umat Allah pada zaman Maleakhi berpendapat bahwa persembahan persepuluhan sudah tidak revelan lagi atau bukan zamannya lagi atau lebih tegasnya sudah ketinggalan zaman. Ternyata ribuan tahun yang lalu pendapat ini sudah muncul. Bila sekarang muncul lagi tentu bukanlah hal yang baru. Janganlah bangga dan merasa diri pencetus pendapat modern bahwa persepuluhan itu sudah tidak relevan lagi. Ketika umat mulai melalaikan persepuluhan,Allah mengutus Maleakhi untuk mengingatkan umat agar memperbaharui imannya dengan cara memberi persepuluhan. Latar belakangnya adalah umat sudah bekerja keras tetapi tetap saja hidup berkekurangan umat pun menggerutu. Pada saat itulah Maleakhi menyatakan bagaimana umat mengharapkan kemakmuran jika umat menjadikan Allah menjadi kehilangan hak-Nya, karena umat beranggapan memberi persepuluhan bukan zamannya lagi, tidak relevan lagi karena terasa seperti aturan taurat untuk memperkaya lembaga agama. Mungkin pula mereka beranggapan memberikan perpuluhan sudah kurang praktis dan tak terterapkan lagi untuk zaman modern ini. Tak perlu gereja pecah dengan kubu setuju dan kubu tak setuju, karena teks firman Allah adalah terbuka untuk ditafsirkan. Maleakhi justru terkesan kasar karena menyatakan bila tak memberi persepuluhan berarti menipu Tuhan.
Terlepas dari perbedaan penafsiran yang berbeda, yang jelas umat Tuhan haruslah belajar memberi hingga menjadi pemberi yang tulus dan bersukacita. Umat Tuhan dalam gereja lokal harus juga terlibat dalam pelayanan dan turut mendukung pelayanan dengan cara memberi dengan tulus dan sukacita.
Ada juga seruan untuk umat Tuhan bahwa ada bagian Tuhan untuk semua berkat yang kita terima. Tuhan harus didahulukan dalam keyakinan bahwa Tuhan pasti memenuhi segala kebutuhan umat yang memberi. Jadi ada faktor iman dan ketaatan kepada firman Tuhan dalam hal memberi. Sampai saat ini dan selanjutnya Tuhan masih dan akan memberkati umat-Nya yang memberi dengan iklas untuk kepentingan pekerjaan-Nya. Lagipula persepuluhan itu adalah merupakan salah satu sistem ekonomi kerajaan Allah dalam melanjutkan pekerjaan-Nya. Kalau tidak dilakukan tidak perlu disalahkan karena firman-Nya jelas. Tuhan memberkati. (MT)
Pada zaman Maleakhi kritik dan protes kepada perpuluhan sudah ada, bukan hal baru. Jadi jangan ada yang merasa pencetus.