Selasa 18 Agustus 2020
ZAKHARIA – NABI SETIA
Zakharia : – Nabi muda – Kerabat nabi tua -Nabi setia
Bacaan Sabda : Zakaria 2:1-18
Zakharia 2:10 “Bersorak-sorailah dan bersukarialah, hai puteri Sion, sebab sesungguhnya Aku datang dan diam di tengah-tengahmu, demikianlah firman TUHAN”
Zakharia adalah seorang yang dipanggil Allah pada masa mudanya. Dia sangat bersemangat dan penuh potensi dalam melaksanakan tugas sebagai seorang nabi. Berbagai penglihatan yang diberikan Tuhan kepadanya memberi petunjuk dan bukti pasti bahwa Zakharia muda ini adalah nabi yang sangat visioner dan hidup dekat dengan Allah. Walaupun dia muda ternyata dapat bekerjasama dengan nabi Hagai yang sudah sangat tua. Dua orang nabi paska pembuangan ini dapat bekerjasama memotivasi umat untuk membangun kembali bait Allah di Yerusalem yang tinggal puing-puing oleh penghancuran yang dilakukan raja Nebukadnezar lebih dari 70 tahun sebelumnya.
Jadi dalam Alkitab sudah berulangkali diberi penjelasan tidak perlu ada jurang pemisah antar generasi, sebab senior dan junior dapat bekerjasama. Bukan hanya kerjasama tetapi umat senior dapat memberikan tongkat estafet kepada yang junior. Lebih membahagiakan lagi yang dinyatakan Zakharia adalah dia dapat menangkap dan melakukan nilai moral Alkitabiah dari seniornya dan terus memperdalam dan memperindah serta menyempurnakan nilai yang sudah sarat dengan kebenaran. Zakaria pun sesungguhnya masih terus relevan bagi semua hamba Tuhan dan pengkhotbah pada segala zaman. Khotbah Zakharia betul kurang mendapat sambutan yang mengangkatnya menjadi selebriti baru. Tetapi para pendengar yang tidak meledak itu melakukan tindakan-tindakan konkrit setelah mendengar khotbahnya. Zerubabel sang gubernur untuk Yerusalem menangkap nilai-nilai kebenaran melalui khotbah Zakharia yang terwujud melalui tindakannya dalam menuntun umat. Tetapi Zakharia yang pengkhotbah kebenaran itu dianggap sepi oleh sebagian besar umat Allah. Zerubabel memotivasi umat Allah supaya jangan hanya pendengar yang baik tetapi harus terdorong untuk bertindak.
Sang gubernur memicu pendengar yang hanya sebagian kecil itu menuangkan amanat nabi Zakharia langsung dalam perbuatan nyata. Perbuatan nyata adalah mengumpulkan dana, mengambil cangkul kemudian bergotong royong membangun bait Allah hingga berdiri kokoh. Pendengar Khotbah seperti itulah yang paling dibutuhkan, bukan sekedar penikmat dan pengagum khotbah yang hanya mengangkat pengkhotbahnya menjadi selebriti akhir zaman. Zakharia yang muda itu beranjak menjadi tua juga. Sebagian kitabnya ditulis pada masa mudanya (pasal 1-8) sedangkan (pasal 9-14) ditulis pada masa tuanya. Zakharia adalah nabi yang setia hingga dia menjadi martir yang dibunuh oleh pemimpin bait suci saat berdoa syafaat. (MT)
Umat Tuhan yang setia bukan terletak pada kesuksesannya tetapi pada kesetiaannya.