Jumat 14 Agustus 2020
NAHUM – NABI BERBELAS KASIHAN
Nahum : – Nabi – Belas kasihan – Menubuatkan hukuman
Bacaan sabda : Nahum 1:1-15
Nahum 1:2 “TUHAN itu Allah yang cemburu dan pembalas, TUHAN itu pembalas dan penuh kehangatan amarah. TUHAN itu pembalas kepada para lawan-Nya dan pendendam kepada para musuh-Nya.”
Nabi Nahum ini jauh setelah Yunus bernubuat yang menghasilkan pertobatan penduduk kota Niniwe ibu kota Asyur. Bila Yunus menyerukan pertobatan agar penduduk Niniwe terhindar dari hukuman, maka seratus tahun kemudian Nahum justru menyerukan Niniwe atau bangsa Asyur akan menerima hukuman dari Allah. Pertobatan penduduk Niniwe rupanya tidak bertahan lama. Mereka kembali lagi kepada sifat dasar yaitu bangsa yang jahat dan kejam. Allah pun merindukan Nahum untuk menubuatkan hukuman berat yang akan menimpa Niniwe ibukota Asyur. Nahum adalah nabi penghibur yang berbelaskasihan sesuai arti dari nama pribadinya. Jadi cukup aneh juga bila Allah menyuruhnya memperkatakan hukuman berat kepada Niniwe. Dari mulut lemah lembut dan dari hati penuh belas kasihan itu harus keluar kata-kata hukuman berat.
Menurut pemikiran manusia Allah seakan-akan salah memilih orang. Seharusnya perintah ini diberikan kepada Yunus agar puas menyaksikan orang-orang jahat terhukum mati binasa di hadapannya. Tetapi Allah tidak mungkin salah. Tuhan tidak pernah memerintahkan hamba-Nya yang suka menyaksikan kehancuran orang jahat menubuatkan tentang hukuman. Allah selalu memerintahkan hamba-Nya yang berbelaskasihan menubuatkan tentang penghakiman Allah yang dahsyat.
Nahum tentu lebih suka berjalan dari kota ke kota memberitakan damai sejahtera. Kristus yang penuh kasih adalah yang paling tegas memberitakan tentang penghakiman abadi. Niniwe yang bertobat oleh khotbah Yunus ternyata seratus tahun kemudian telah menjadi penyembah berhala. Bangsa Asyur terkenal sangat kejam kepada bangsa yang dikalahkannya. Pada saat Nahum bernubuat bangsa Israel Utara sudah terbuang ke Asyur. Asyur memperlakukan Israel sangat kejam. Bangsa yang pernah mendapat pengampunan dari Allah itu sekarang sudah tidak peduli lagi dengan Allah. Dan kepada bangsa inilah Nahum nabi penghibur yang penuh belas kasihan itu menyuarakan penghukuman segera datang kepada Asyur. Dari caranya menyuarakan penghukuman sangat jelas bila Allah berkenan tidak perlu ada orang yang binasa oleh hukuman Allah. Nahum mengatakan Tuhan itu panjang sabar dan baik. Nahum mengatakan sesungguhnya Allah selalu memberi kesempatan kepada orang berdosa untuk bertobat. Tetapi Allah berdaulat membatasi kebesaran-Nya. Orang yang terus menerus saja berbuat jahat akan kena juga akan akan murka-Nya. Allah menghukum Israel terbuang ke Asyur yang menindas Israel dengan sangat kejam. Dalam hal ini Allah ternyata tetap pegang kendali. (MT)
Berbelas-kasihan itu bukan lemah tetapi memberitakan kebenaran dengan tegas.