Rabu 12 Agustus 2020
YUNUS – SANG PECUNDANG
Yunus : – Merpati – Pecundang – picik – Diutus ke Niniwe
Bacaan Sabda : Yunus 4:1-11Yunus 4:2 “Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.”
Yunus sungguh adalah nama yang sangat bagus karena artinya adalah merpati. Merpati selalu dipakai untuk melambangkan hal-hal yang baik seperti ketulusan, kesetiaan dan keberanian. Roh Kudus dilambangkan dengan burung merpati. Tetapi nabi Yunus yang diutus Tuhan ke Niniwe sangat jauh dari sifat yang terkandung dalam arti namanya. Yunus ternyata adalah pecundang dan berpikiran picik pertanyaannya adalah “Mengapa Allah memanggil dan mengutus dia menjadi nabi?. Kalalu tidak mau repot maka jawabannya adalah Aku tak tahu hanya Tuhan yang tahu”. Tetapi ijinkan aku mencoba menganalisa tetapi dengan sikap barangkali atau bermungkin alias menduga-duga, bukannya diriku sok tahu, hanya mencari tahu saja. Jadi bisa benar bisa juga salah. Mungkin saja tidak ada umat Allah yang mau, karena Niniwe itu adalah bangsa kafir, jadi hanya Yunus yang memberi respon walaupun sangat lemah. Barangkali Tuhan memakai konsep tak ada rotan akar pun jadi. Jadi bila kita melihat hamba Tuhan yang sangat banyak malahan tidak usah diremehkan karena dia adalah sahabatnya nabi Yunus. Kemudian bila kita mendalami Yunus 4:20, sangat jelas bahwa Yunus membelot ke Tarsus bukan hanya karena dia takut tetapi rupanya Yunus sama dengan umat Allah lainnya yang berpendapat Niniwe tak perlu bertobat tetapi dihukum saja, karena sudah terlalu jahat.
Yunus dapat dikategorikan sebagai nabi yang berpikiran picik dan berhati sempit. Tetapi melaluinya Allah memberi wahyu tentang kebaikan Tuhan. Hanya sekali khotbah saja lebih dari 120 ribu orang penduduk Niniwe bertobat. Tetapi ternyata Yunus bukannya senang atas sukses yang diraih karena mentaati Allah. Yunus malahan menunggu Allah tetap menghukum penduduk Niniwe. Padahal Yunus sepatutnyalah bersukacita atas hasil pemberitaannya itu. Ternyata hatinya jauh dari sukacita. Keberhasilan bukan membesarkan jiwanya tetapi tetap saja berjiwa kerdil dan picik. Dia tetap keberatan bila Niniwe tidak dihukum. Yunus tidak mampu ambil bagian dalam kesenangan yang dirasakan Tuhan karena keselamatan yang melanda Niniwe oleh terjadinya hujan pertobatan. Menurut Yunus orang Niniwe tidak layak dan tidak berhak lagi memperoleh pengampunan. Padahal kenyataannya Allah mengampuni orang berdosa bukan karena layak diampuni melainkan hanya oleh kasih anugerah Allah.
Beradad-abad kemudian Petrus memberitakan Injil di kota yang sama, banyak orang percaya Yesus. Berbeda dengan Yunus, Petrus sangat berbahagia. Tidak seperti Yunus yang berusaha membendung lautan kasih setia Allah karena kekerdilan dan kepicikan jiwanya.(MT)
Allah berkuasa memakai siapa saja, bahkan Yunus sang pecundang.