Jumat 31 July 2020
BARUKH – PENULIS KEPERCAYAAN YEREMIA
Barukh : – Kepercayaan Yeremia – Penulis Yeremia – Merasa tak mampu
Bacaan sabda : Yeremia 45 : 1-5
Yeremia 45:5 “Masakan engkau mencari hal-hal yang besar bagimu sendiri? Janganlah mencarinya! Sebab, sesungguhnya, Aku mendatangkan malapetaka atas segala makhluk, demikianlah firman TUHAN, tetapi kepadamu akan Kuberikan nyawamu sebagai jarahan di segala tempat ke mana engkau pergi.”
Pada masa pemerintahan Yoyakim, Yeremia bukan saja menubuatkan kekalahan Yehuda yang akan terbuang ke Babel. Tetapi atas perintah Allah Barukh, kepercayaan nabi Yeremia menulis nubuat itu langsung dari Firman yang keluar dari mulut nabi Yeremia yang bersumber dari Allah. Tetapi dengan sangat marah Yoyakim membakar semua yang sudah ditulis Barukh, penulis nabi Yeremia. Pada masa itu setiap tulisan sangat berharga karena tidak mudah melakukannya. Untuk menulis dibutuhkan biaya yang sangat mahal dan keahlian khusus serta tenaga dan waktu yang sangat berharga. Jadi raja Yoyakim sangat kejam dan melecehkan pekerjaan berharga dari seorang penulis cerdas Barukh. Barukh sendiri tidak terlalu memperhitungkan jasanya tetapi sangat menyayangkan sikap raja yang tidak menghargai firman Tuhan. Padahal Yeremia dan Barukh mengharap Yoyakim menghargainya bila diberikan dalam bentuk tulisan. Ternyata harapan mereka kandas begitu saja karena kesombongan seorang raja bernama Yoyakim. Tetapi Allah memerintahkan supaya ditulis lagi.
Sesungguhnya sama dengan nabi Yeremia, Barukh sedang mengalami kelesuan dan kelemahan rohani. Barukh dikuasai keragu-raguan merasa tidak mampu dan merasa tak dapat lagi melakukan hal-hal yang berguna. Barukh tak pernah mengecewakan Yeremia di dalam maupun di luar penjara. Barukh beberapa kali siap mempertaruhkan nyawanya demi nabi Yeremia yang dihormati karena meyakini nubuat nabi Yeremia adalah firman Allah. Tetapi pada suatu saat dalam kelemahan Barukh mengasihi dirinya sendiri karena Yoyakim sangat tidak menghargai karya tulisannya yang diyakini adalah Firman Tuhan melalui nabi Yeremia. Di depan nabi Yeremia dia mengeluh satu hal yang tidak pernah dilakukan. Dalam kondisi lemah nabi Yeremia menegur Barukh dan menasihatinya dengan nada dan kalimat yang cukup keras tanpa kata dan nada yang lebih simpati. Yeremia menggunakan terapi untuk mengatasi rasa kasihan kepada diri sendiri seperti yang pernah dilakukan Tuhan kepadanya. Nasehat nabi Yeremia kepada penulisnya itu cukup menyakitkan tetapi menolong. Barukh cukup terkejut tetapi menolongnya tetap setia. Karena kesetiaannya kepada Tuhan dan nabi Yeremia, Barukh akan luput saat Yerusalem dihancurkan. (MT)
Seorang kepercayaan sejati tidak akan tinggal dalam kondisi mengasihi diri sendiri. Bila itu terjadi selalu siap menerima kalimat tetapi dari yang mempercayainya.