Kamis 30 July 2020
YEREMIA – NABI PERATAP
Yeremia : – Peratap – Bertahan – Setia
Bacaan sabda : Yeremia 20:1-18
Yeremia 20:7 “Engkau telah membujuk aku, ya TUHAN, dan aku telah membiarkan diriku dibujuk; Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semuanya mereka mengolok-olokkan aku.”
Nabi Yeremia adalah peratap yang meratapi kesengsaraan umat Yehuda yang tak mau bertobat dari dosa-dosa berkepanjangan. Penderitaannya sendiri sangat tepat dijadikan alasan Untuk meratap tetapi tak pernah dia menangisi penderitaannya. Salah satu penderitaan berat justru datang dari rekan sekerjanya yaitu Pasyhur Bin Imer seorang imam yang menjabat sebagai kepala di rumah Tuhan. Tanpa alasan yang jelas masih memukul nabi Yeremia dalam pengertian mendera sebanyak 40 kali. Setelah dipukul Yeremia pun dipasung di pintu gerbang Benyamin. Bila Yeremia meratap bukanlah mengasihani diri tetapi mengungkapkan isi hati dan perasaannya kepada Allah. Bukan perasaan mengasihani diri sendiri tetapi perasaan kasih yang mendalam kepada umat Allah yang tidak mau bertobat. Yeremia harus menasehati raja Israel agar mempersiapkan diri untuk tertawan ke Babel. Yeremia tahu pasti hal itu akan terjadi karena Allah sendiri yang memerintahkannya memberitahukan kepada raja Yehuda. Nabi Yeremia menasehati raja agar tak perlu melawan raja Babel, lebih baik menyerahkan diri agar tidak terjadi pertumpahan darah dan korban yang lebih banyak. Zedekia raja Yehuda sangat menentang nubuat nabi Yeremia sehingga meminta nasehat dari nabi-nabi palsu. Raja Zedekia lebih mendengarkan nabi palsu yang memilih meminta bantuan negara lain untuk melawan Babel. Tetapi Allah terus saja memerintahkan nabi Yeremia menyampaikan firman-Nya kendatipun hal itu membuat dirinya dicemooh dan ditertawakan oleh raja dan para petinggi Yehuda.
Nabi Yeremia pun mengungkapkan perasaannya kepada Allah dengan ratapan atas kekerasan hati umat Allah. Dia mengetahui murka Allah akan menimpa umat yang tidak mentaati firman-Nya. Pada saat-saat tertentu nabi Yeremia ingin menahan diri untuk tidak menyampaikan firman Allah, tetapi tidak bisa. Dia terus menyampaikan Firman kepada umat walaupun hal itu mendatangkan rasa sakit dan penderitaan yang sangat hebat atas dirinya. Yeremia menikmati pengalaman pahit yang begitu parah sehingga sempat bersumpah tidak akan berbicara lagi demi nama Tuhan. Yeremia betul-betul hampir putus asa tetapi Tuhan mengutus roh-Nya untuk memberi kekuatan baru kepada nabi Yeremia. Itulah yang membuat nabi Yeremia terus melanjutkan nubuatnya. Nabi Yeremia pun memuji Tuhan atau melanjutkan nubuatnya itu disertai dengan puji-pujian kepada Allah. Nabi Yeremia berhasil merayakan kepedihan hatinya melalui pujian bagi Allah. Nabi Yeremia pun berhasil mengubah ratapan dan menggubah ratapan yaitu dengan nyanyian kepada Allah. (MT)
Meratap atas dasar kasih kepada orang berdosa pada saatnya akan berubah menjadi pujian bagi Allah.