Jumat 24 July 2020
PEMAZMUR TANPA NAMA
Tanpa Nama : – Pemazmur – Allah pelindung – Allah kekal
Bacaan sabda : Mazmur 90:1-17
Mazmur 90:10, 12 “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap. “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.”
Kitab ke empat Mazmur yang terdiri dari pasal 90-106, ini adalah Mazmur yang ditulis seorang pemazmur tanpa nama. Walaupun tanpa nama kualitas mazmur yang digubah sama dengan gubahan pemazmur yang lain. Ada kemungkinan bila penulis tanpa nama ini hanya seorang, tetapi kemungkinan besarnya adalah beberapa orang. Kehadiran pemazmur tanpa nama ini memotivasi semua umat Tuhan agar menyatakan kasihnya kepada Allah melalui Mazmur. Bermazmur selalu terbuka untuk semua orang percaya tanpa harus berharap ada nama tertera atas mazmurnya. Faktor talenta sangat melekat pada kemampuan bermazmur, dengan demikian harus ada juga usaha untuk mengembangkan, sebagai wujud rasa syukur kepada Allah. Tetapi tetaplah membutuhkan kesungguhan dan kreatifitas untuk mengembangkannya. Dan bila semakin berkembang rasa syukur kepada Allah harus semakin melimpah. Tidak ada salahnya mencantumkan nama, tetapi Mazmur tetaplah untuk kemuliaan Tuhan, bukan untuk kehebatan pemazmur.
Para pemazmur tanpa nama ini sering juga mencantumkan nama tokoh Alkitab lain, dan isi Mazmurnya juga tak jarang menyatakan pergumulan umat dan tokoh iman. Mazmur 90 adalah merupakan doa Musa. Pemazmur tanpa nama ini menggubah Mazmur terinspirasi dari doa Musa, dan menggubah Mazmur untuk suatu kenangan kepada Musa. Dan pemazmur ingin menjelaskan integritas seorang tokoh Musa dalam mengisi waktu yang sangat singkat tetapi penuh dengan pergumulan. Tetapi dalam pergumulan hidup itu pemazmur menjelaskan penyertaan Allah kepada Musa sehingga Musa tetap setia kepada Allah hingga mengakhiri pergumulan hidupnya setelah meninggal di puncak bukit Nebo. Dalam Mazmur 96 ini pemazmur mengumandangkan pujian kepada Allah yang kekal. Pemazmur terinspirasi dari Musa yang mengenal Allah sebagai Allah yang kekal. Allah ada dan berkarya dari kekal sampai kekal, namun tetap mengungkapkan masa dan waktu yang berkesinambungan. Allah dan kita mengenal masa lalu sebagai masa lalu, masa kini sebagai masa kini, dan masa depan sebagai masa depan. Setiap masa punya pergumulannya sendiri tetapi Allah tetap penguasa dan pengendali setiap masa. Setiap masa mempunyai pergumulannya yang khusus tetapi pemazmur menyatakan bahwa Allah ada dan siap menolong umat-Nya dalam setiap pergumulan hidup. Dan semua pemazmur memberi pesan, apapun yang terjadi tetaplah memuji Allah. Pemazmur sepakat bahwa semua umat Allah harus memisahkan diri dari sistem dunia dan menyesuaikan diri dengan sistem kerajaan Allah. Dan akhir Mazmurnya, Pemazmur tanpa nama menyatakan “Terpujilah Allah”. Israel dari selamanya sampai selamanya…” (Mazmur 106:48). (MT)
Teruslah berkarya dan bermazmur bagi Allah walaupun tanpa kehormatan, karena kehormatan adalah milik Allah.