Rabu 22 July 2020
BANI KORAH – DAHAGA AKAN ALLAH
Bani Korah : – Bersama Daud – Tuhan – Elohim – Umat tebusan
Bacaan Sabda : MAzmur 42:1-12
Mazmur 42:8-9 “Samudera raya berpanggil-panggilan dengan deru air terjun-Mu; segala gelora dan gelombang-Mu bergulung melingkupi aku. TUHAN memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari, dan pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah kehidupanku.”
Korah adalah pemberontak kepada Musa. Bersama Datan dan Abiram bersama kelompok yang memberontak harus terhukum ditelan bumi sebagai hukuman Allah atas pemberontakan mereka. Berarti Korah terhukum karena tidak tunduk kepada otoritas atau pihak yang ditunjuk Allah sebagai yang berwenang memimpin Israel. Tetapi anak-anak Korah tidaklah ikut terhukum. Rupanya anak-anak Korah memisahkan diri dari perbuatan ayah mereka. Sehingga anak-anak Korah pun diampuni, diberkati dan dipakai Tuhan.
Dalam Mazmur 42 muncul kehadiran bani Korah sebagai pemazmur yang melantunkan nyanyian pengajaran. Bani Korah yang ternyata adalah suku lewi adalah bani yang pandai menyanyi. Kepandaian mereka dikembangkan dan dipakai untuk kemuliaannama Tuhan. Mazmur bani Korah ini merupakan kitab Mazmur ke-dua yang mulai dari Mazmur 42-47. Mazmur ke-dua ini terdiri dari gubahan Daud dan bani Korah. Dalam Kitab ke-dua ini nama Tuhan didominasi dengan El-Elohim. Daud dan bani Korah memperkenalkan Allah sebagai pembebas dan penebus umat-Nya. Itulah sebabnya Mazmur bani Korah ini mempunyai kesamaan dengan Kitab Keluaran. Bani Korah yang sering disamakan dengan nenek moyang mereka sebagai pemberontak tidak pernah menampik sejarah gelap ini, tetapi mereka berhasil menjadikan sejarah gelap itu sebagai masa lalu yang perlu dilupakan saja. Bani Korah selalu melihat dan mengumandangkan Allah sebagai penebus yang mengasihi dan membebaskan umat-Nya.
Dalam Kitab ke-dua bagi Mazmur ini tetap memuji Allah sebagai Maha Penebus, Maha Kasih dan Maha Pelindung. Bani Korah mempunyai kehausan yang mendalam kepada Tuhan penebus. Dari awal sudah memulai Mazmur gubahannya dengan menyatakan “jiwaku haus kepada Allah”. Dia menyatakan jiwanya merindukan Allah seperti rusa yang merindukan sungai yang berair. Bani Korah mempunyai kerinduan yang mendalam akan kehadiran Allah. Kehadiran Allah dalam hidup sangat penting karena memberi kepuasan dan kepenuhan hidup. Tetapi kerinduan ini adalah kerinduan abadi, karena berhenti merasa dahaga akan Allah dapat diartikan sebagai kematian rohani. Selalu berdoa memiliki kerinduan abadi akan Allah membuat jiwa akan selalu bermazmur memuji Allah.
Pada ayat terakhir kitab ke-dua ini yakni Mazmur 72:18-19 “Terpujilah Tuhan, Allah Israel yang melakukan perbuatan yang ajaib seorang diri, dan terpujilah kiranya nama-Nya yang mulia selama-lamanya dan kiranya kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi. Amin ya amin”. (TM)
Berhenti haus akan Allah adalah kematian rohani yang dibiarkan.