Jumat 17 July 2020
ESTER – PERMAISURI BERIMAN
Ester : – Sang permaisuri – Putri beriman – Umat setia
Bacaan sabda : Ester 5:1-8Ester 5:3-4 “Tanya raja kepadanya: “Apa maksudmu, hai ratu Ester, dan apa keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan diberikan kepadamu.”“Jawab Ester: “Jikalau baik pada pemandangan raja, datanglah kiranya raja dengan Haman pada hari ini ke perjamuan yang diadakan oleh hamba bagi raja.”
Ester adalah sang ratu yang sangat cantik karena dia terseleksi dari 120 daerah kekuasaan Ahasyweros. Tentu bukan hanya paras yang cantik tetapi juga syarat-syarat kecerdasan dan syarat-syarat kemuliaan moral adalah pertimbangan penting untuk menjadi permaisuri raja besar seperti Ahasyweros-Xerxes jadi sudah pasti selain cantik dan menarik tentu Ester adalah seorang yang sangat cerdas, patriotik dan berdisiplin yang merupakan hal-hal yang dinilai pada seleksi nasional untuk mengangkat seorang ratu untuk Ahasyweros.
Ada satu hal yang sangat menarik dari sikap Ester meresponi tawaran raja yang siap memberi apa saja yang diminta Ester bahkan termasuk dari separuh dari kerajaan. Ester ternyata tak meminta apa-apa, hanya mengundang raja dan Haman menghadiri perjamuan yang dibuat untuk raja. Di balik undangan ini tujuan Ester adalah meminta kepada raja agar menggagalkan rencana Haman untuk membunuh semua orang Yehuda termasuk dirinya. Dalam hal ini Ester fokus pada tujuan. Padahal logikanya tinggal meminta saat itu, karena ada tawaran dari raja. Bila Ester meminta setengah kerajaan rasanya sudah aman. Tetapi Ester menunjukkan kehati-hatiannya. Dia tidak mau salah langkah. Justru Hamanlah yang merasa sudah menang, tinggal tunggu waktu harapannya akan terealisasi seterang-terangnya.
Ester tentu memohon tuntunan Tuhan dalam bersikap. Dalam jamuan makan itu Ester serba salah, karena dia harus melanggar nasehat Mordekhai. Ester harus membuka diri kepada raja bahwa dia adalah orang Yahudi. Ternyata sejak jamuan makan itu kejadian-kejadian tak terduga itu terjadi secara sambung menyambung. Dimulai dari kemarahan besar Ahasyweros karena ternyata ratu Ester termasuk korban terbunuh sesuai rencana Haman. Ternyata Ahasyweros tidak mempermasalahkan kewarganegaraan ratu Ester. Kemudian Haman sujud mohon ampun kepada Ester yang justru membuat kemarahan Ahasyweros semakin memuncak. Akhirnya diberi hak kepada orang Yahudi mempertahankan diri. Kesimpulannya Yahudi selamat dari kemusnahaan. Suatu hari bersejarah penting bagi umat Yahudi yang mereka rayakan sebagai hari raya purim.
Dari sikap Ester ini kita perlu belajar untuk sabar menunggu saat Tuhan. Dalam hal ini menunggu berarti menuntut jiwa yang disiplin seperti yang ditunjukkan Ester. Ester tak tergoda melangkahi langkah-langkah yang sudah dibuat sebelumnya sesuai rencana dan tuntunan Allah sebagai jawaban terhadap doa umat. Dia tidak memohon kepada raja agar keinginannya segera dikabulkan. Dia menunggu waktu Allah. (MT)
Kebesaran Ester bukan pada statusnya sebagai permaisuri tetapi pada kesetiaannya kepada Allah.