Rabu 15 July 2020
HAMAN – SENJATA MAKAN TUAN
Haman – Orang Agag – Pembesar Xerxes – Memunahkan Yehuda
Bacaan Sabda : Ester 3:1-15
Ester 3:5-6 “Ketika Haman melihat, bahwa Mordekhai tidak berlutut dan sujud kepadanya, maka sangat panaslah hati Haman, “tetapi ia menganggap dirinya terlalu hina untuk membunuh hanya Mordekhai saja, karena orang telah memberitahukan kepadanya kebangsaan Mordekhai itu. Jadi Haman mencari ikhtiar memunahkan semua orang Yahudi, yakni bangsa Mordekhai itu…”
Haman boleh juga disebut orang ke dua di Persia saat Xerxes menjadi raja, Sehingga atas ijin raja semua rakyat harus sujud menyembah dia bila sedang lewat. Adalah Mordekhai paman Ester satu-satunya yang tidak mau menyembah Haman. Bukan karena Mordekhai keras hati, bukan karena tidak mau tunduk kepada otoritas. Mordekhai menghormati Haman, tetapi Haman adalah manusia yang tidak boleh disembah. Bagi Mordekhai sebagai orang beriman yang patut disembah adalah Allah. Dan semakin dalam kita menyembah Allah semakin tinggi hormat dan kasih kita kepada manusia. Sebaliknya bila seorang manusia sombong hingga ingin disembah pasti hormat dan kasih kepada manusia akan hilang. Itulah Haman yang menikmati penyembahan kepada dirinya. Dia tidak hanya berencana membunuh Mordekhai, tetapi seluruh orang Yehuda sebagai saudara sebangsa Mordekhai. Tetapi keinginan Haman ini sepertinya adalah dendam yang lama. Kasusnya dengan Mordekhai hanyalah pemicu saja. Haman adalah orang dan keturunan Agag yang pernah ditumpas Saul. Tetapi Agag dilepaskan Saul sehingga ditolak Allah menjadi raja Israel. Sekarang Haman keturunan Agag justru berusaha memunahkan orang Yahudi dengan cara yang sangat licik dan dikuasai kemarahan dan kebencian. Ada dendam Haman kepada orang Yahudi yang pernah menumpas bangsanya. Jadi bila Allah memerintahkan Saul menumpas semuanya termasuk Agag, karena Allah melihat jauh ke depan. Jadi peristiwa ini adalah akibat ketidaktaatan di masa lalu.
Bila sekarang ada yang mengingkari firman Allah berarti dia sedang menabur kesusahan akan dirinya sendiri yang tidak segera dituai tetapi dekat atau jauh ke depan akan dituai juga. Tetapi melalui kasus Haman yang balas dendam disertai dengan nafsu pemunahan Yahudi dapat juga kita mengenal Allah yang Maha berdaulat tetapi juga Maha pemurah dan penyayang. Karena campur tangan Allah dan kemurahan hati-Nya maka rencana kejam seorang Haman dapat dibatalkan. Karena Mordekhailah menjadi pemicu kekejaman Haman ingin memunahkan Yahudi. Saat raja memberi penghormatan kepada Mordekhai yang tercatat pernah menyelamatkan Ahasyweros, kebencian Haman kepada Mordekhai semakin memuncak. Atas nasehat istrinya, Haman mendirikan tiang gantungan khusus untuk menghukum gantung Mordekhai. Haman sedang menyabung genderang perang dengan rencana yang nyata untuk memunahkan orang Yahudi. Tetapi Allah telah merencanakan kemenangan di alam yang tidak nyata untuk umat-Nya yang sedang berdoa, berpuasa memohon pertolongan Allah. Sudah dapat dipastikan bahwa Allah-lah yang pegang kendali. Haman yang sempat merasa menang harus terima kenyataan tergantung ditiang gantungan yang dibuatnya sendiri.
Pembuat senjata tak pernah berpikir bila senjata buatannya akan menyerang diri sendiri.