Senin 13 July 2020
WASTI – SANG PERMAISURI SEJATI
Wasti : – Permaisuri Ahasyweros – Berpendirian teguh
Bacaan Sabda : Ester 1:1-22
Ester 1:12 “Tetapi ratu Wasti menolak untuk menghadap menurut titah raja yang disampaikan oleh sida-sida itu, sehingga sangat geramlah raja dan berapi-apilah murkanya.”
Wasti bukanlah wanita beriman karena dia adalah permaisuri raja Ahasyweros raja Persia. Ahasyweros artinya adalah raja Persia, jadi nama Ahasyweros ini adalah Xerxes. Xerxes adalah salah seorang raja Persia pada saat Yehuda terbuang. Xerxes ini adalah raja Persia terkenal karena menguasai 127 daerah. Permaisurinya Wasti adalah permaisuri yang sangat istimewa oleh karena kecantikannya. Sebagai seorang permaisuri pada zaman itu haruslah tunduk mutlak kepada raja. Tetapi Wasti adalah seorang perempuan yang sangat berpendirian teguh. Wasti menolak permintaan raja untuk mempertontonkan kecantikannya di depan umum yang terdiri dari tamu-tamu kehormatan raja. Dalam hal ini Wasti bersikap tegas dan ingin menyatakan bahwa kecantikannya dipersembahkan untuk raja bukan untuk umum. Kecantikannya adalah untuk disyukuri bukan untuk disombongkan. Dalam hal ini sangat jelas watak tegas dan dalamnya rasa kewanitaan seorang permaisuri cantik bernama Wasti. Dia tahu pasti akibat penolakannya adalah siap diceraikan dan digusur secara hina dari istana.
Bila kita pelajari sikap Wasti ini mempunyai pesan dan pemahaman akan kedaulatan dan campur tangan Allah. Pesannya adalah penting menghargai kecantikan dan keindahan seorang wanita. Wasti bersedia tergusur dari istana, karena baginya harga diri jauh lebih berharga dari status, prinsip yang benar jauh lebih penting dari harta. Pemahaman akan pengaturan dan kedaulatan Allah menjadi jelas bila dihubungkan denan pengangkatan Ester menjadi ratu Ahasyweros. Jadi dalam kasus ini ada hikmat Allah yang tersembunyi sebagai tindakan Allah untuk menyelamatkan umat Yahudi dari pembantaian yang direncanakan Haman. Dalam hal ini kita tidak perlu berpikir bahwa Allah mengorbankan Wasti untuk melaksanakan rencana-Nya. Tetapi lebih baik kita berpikir bahwa Allah mengenal watak Wasti yang sangat baik. Jadi Allah bukan mengorbankan Wasti melainkan Allah sedang memakai Wasti untuk memberi pelajaran berharga bagi wanita sepanjang zaman.
Ada beberapa ahli sejarah mengemukakan akan adanya pentunjuk bahwa kedudukan Wasti sebagai pemaisuri direhabilitasi di kemudian hari. Bila pendapat ini benar tentu akan menambah kekaguman kita akan pesan yangdiberikan Wasti. Kekaguman kepada kedaulatan Allah pun jelas, karena Dia berkuasa mengendalikan kejadian agar rencana-Nya yang jadi. (MT)
Allah campur tangan melalui sejarah agar rencana-Nya terlaksana.