Jumat 03 July 2020
YOYAKHIN – RAJA YEHUDA TERAKHIR
Yoahas – Hanya 3 bulan
Yoyakim – Sebelas tahun
Yoyakhin – 3 Bulan 10 hari
Bacaan sabda : 2 Taw. 36:1-10
2 Tawarikh 36:10 “Pada pergantian tahun raja Nebukadnezar menyuruh membawa dia ke Babel beserta perkakas-perkakas yang indah-indah dari rumah TUHAN dan Zedekia, saudara ayah Yoyakhin, menjadi raja atas Yehuda dan Yerusalem.”
Menjelang terbuangnya Yehuda ke Babel ada tiga orang raja Yehuda yang betul-betul semakin jauh dari firman Allah. Dua orang hanya menjadi raja tiga bulan dan seorang 11 tahun. Bukan masalah panjang pendeknya jangka waktu mereka menjadi raja, yang menjadi masalah adalah mereka menjadi raja diangkat oleh bangsa lain seperti Mesir dan Babel. Tetapi yang penting untuk kita pahami adalah bahwa raja-raja bangsa kafir tersebut ternyata tetap dalam pengaturan Allah. Artinya raja-raja yang mereka angkat tetap dari dinasti raja Daud. Allah tetap pegang kendali agar rencana-Nya tetap terjaga yang pada saatnya akan tergenapi.
Kehadiran bangsa Babel mengakhiri kekuasaan Mesir dan Asyur adalah bagian dari rencana Allah. Karena Allah memberitahukan bahwa Yahudi akan terbuang ke Babel. Yeremia, Yehezkiel dan Daniel adalah nabi yang bernubuat pada zaman Nebukadnezar.
- Pertama adalah saat raja Yoyakim ditaklukkan. Raja Yoyakim, Daniel dan tiga sahabatnya bersama harta yang tersimpan di bait suci diangkut dan tawan di ke Babel.
- Kedua adalah penyerbuan Yerusalem sehingga raja Yoyakhin dan sisa-sisa harta di bait suci diangkut juga termasuk juga nabi Yehezkiel.
- Dan ketiga adalah penyerbuan Babel untuk terakhir menghancurkan bait Allah di Yerusalem.
Raja Zedekia dan semua rakyat miskin diangkat semua ke Babel. Selama Babel berkuasa selama kurang lebih tujuh puluh tahun Yehuda tetap berada dalam pembuangan di negeri Babel. Kejatuhan Yehuda merupakan hukuman Allah kepada umat-Nya yang keras hati dan tidak mau bertobat. Allah menghukum karena kemurtadan mereka sudah mencapai puncak. Allah terlibat dalam keadaan menyakitkan ini sudah pasti bertujuan baik untuk umat-Nya. Dan di atas semuanya adalah supaya umat-Nya belajar dari pengalaman menyakitkan ini. Raja Zedekia sebagai raja Yehuda yang terakhir tak mampu lagi mengatasi situasi lerajaan Yehuda. Tetapi di negeri Babel ada nabi yang justru tetap menyatakan kuasa, kemuliaan dan keberadaan Allah. Jadi raja-raja Yehuda gagal menjaga identitas sebuah bangsa yang bernama Yehuda, tetapi Allah tidak akan pernah digagalkan oleh kekuasaan apapun. Hak-Nya atas bangsa atau umat pilihan-Nya tetap terpelihara. Janji-Nya untuk menjadikan dinasti Daud menjadi alat untuk menggenapi kehadiran Yesus ke dunia tak tergagalkan oleh siapapun yang selalu saja berusaha membatalkannya. (MT)
Raja-raja Yehuda gagal tetapi rencana Allah tak tergagalkan oleh siapapun.