Kamis 02 July 2020
YOSIA – SANG REFORMATOR
Yosia : – Reformasi – Paskah – Terbunuh
Bacaan sabda : 2 Taw. 34-35
2 Tawarikh 34:30 “Kemudian pergilah raja ke rumah TUHAN bersama-sama semua orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, para imam, orang-orang Lewi, dan seluruh orang awam, baik yang besar maupun yang masih kecil. Dengan didengar mereka ia membacakan segala perkataan dari kitab perjanjian yang ditemukan di rumah TUHAN itu”.
Setelah Manasye memerintah lima puluh tahun atas Yehuda, dia digantikan anaknya Amon yang hanya memerintah dua tahun saja. Manasye sudah sempat merubuhkan patung berhala setelah pertobatannya, walaupun tidak tuntas. Tetapi lima puluh tahun pemerintahannya telah membuat banyak kerusakan sistem keagamaan di Yehuda. Ternyata dua tahun Amon menjadi raja membuat kerusakan semakin parah. Tetapi kehadiran Yosia memberi harapan baru buat Yehuda yang terancam oleh Asyur, Mesir dan Babel. Yosia mengadakan reformasi keagamaan juga reformasi dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Pada saat pemugaran bait Allah ditemukanlah hukum taurat. Saat taurat dibacakan di depan publik, mereka menyimak dengan baik dan memberi respon yang baik pula. Maka terjadilah pertobatan dan pembaharuan iman umat. Dilanjutkan lagi dengan perayaan paskah membuat pembaharuan iman terus berlanjut. Padahal saat memulai pemerintahannya kejahatan dan kehancuran Yerusalem sudah di ambang pintu. Hampir saja Yosia apatis menghadapi kenyataan itu. Hanya sifat pantang menyerah menuntun Yosia melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan firman Allah. Kondisi yang sudah diambang kehancuran suatu bangsa biasanya pemimpin tergoda untuk tidak ambil pusing. Lebih baik cari kesenangan diri sendiri saja sambil menunggu bangsa jatuh porak poranda. Namun Yosia bukan lah demikian. Dia tahu apa yang harus segera dilakukan. Dia menegakkan kembali ibadah yang benar kepada Allah karena sudah terjadi praktek ibadah yang menyimpang dari firman Allah. Yosia memberi contoh ibadah yang benar dan meminta rakyat untuk mengikutinya. Hal itu sangat tidak mudah karena rakyat sudah terlampau dalam jatuh tak terpulihkan lagi. Pengenalan Yosia kepada Allah menjadi alasan tidak berhenti melakukan upaya-upaya praktis di hadapan rakyat. Yosia terus mempraktekkan hidup benar dengan tekun dan bersemangat. Secara perlahan dan pasti rakyat pun mulai mengikuti dan bersemangat mempelajari firman Allah.
Demikianlah seharusnya gereja Tuhan. Betapa kacaunya pun kehidupan suatu bangsa dimana gereja berada, doa dan upaya serta kesaksian hidup harus terus dilanjutkan, jangan sampai menurun. Gereja harus terus hidup dan bertindak dalam kebenaran sesuai dengan nilai-nilai Alkitab. Tetapi pada akhir pemerintahannya Yosia terlalu bersemangat, sehingga gagal mengerti pesan Allah melalui Nekho raja Mesir. Dia melawan Nekho berperang di lembah Megido. Dia pun menjadi sasaran tembak pemanah Mesir. Yosia pun wafat secara terhormat dalam pertempuran. (MT)
Tak ada kerusakan yang tak bisa diperbaiki bila hidup taat firman dan tekun berdoa.