Senin 29 Juni 2020
HIZKIA – HIDUP BENAR
Hizkia : – Hidup benar – Merayakan paskah – Menghancurkan berhala
Bacaan Sabda : 2 Taw. 30:1-27
2 Tawarikh 30:26-27 “Maka besarlah kesukaan di Yerusalem, karena sejak Salomo bin Daud, raja Israel, tidak pernah terjadi peristiwa semacam itu di Yerusalem.“Sesudah itu para imam Lewi bangun berdiri dan memberkati rakyat. Suara mereka didengar TUHAN dan doa mereka sampai ke tempat kediaman-Nya yang kudus di sorga.”
Hizkia raja Yehuda satu-satunya dinyatakan hidup benar seperti Daud (2 Raja-raja 18:3). Dialah yang menjauhkan tugu-tugu pengorbanan dan menghancurkan tugu-tugu berhala. Ada suatu pemikiran serius dalam diri Hizkia yaitu bagaimana cara untuk menghancurkan tiang dan patung berhala yang sempat banyak di wilayah Yehuda. Raja-raja Yehuda tidak ada berani melakukan itu walaupun sebagian besar raja Yehuda menentang penyembahan berhala. Hizkia tidak mau melakukannya secara tegas dan kasar karena dia tidak mau menyakiti hati rakyat yang sudah terlanjur mempercayainya. Dia berpikir keras untuk menemukan cara yang tepat, agar bukan dirinya langsung tetapi rakyatlah yang menghancurkannya. Sebab itu Hizkia ingin membangkitkan kesadaran rakyat sendiri, agar bertindak menghancurkan semua patung berhala yang ada di sekitar Yerusalem.
Oleh pimpinan Allah Hizkia mendapat inspirasi untuk merayakan paskah di Yerusalem yang sudah tidak pernah lagi dirayakan secara benar. Ketika Hizkia menulis surat undangan ke semua pelosok negeri, sangat banyak yang mentertawakan Hizkia. Barangkali juga tidak sedikit yang mengolok-olok karena menganggapnya sebagai tindakan yang nekat. Tetapi nyatanya sangat banyak yang menghadiri paskah yang diketuai langsung oleh raja Hizkia. Untuk tertibnya perayaan itu, raja Hizkia melibatkan para nabi dan para imam, tentu juga para pemuji. Raja Hizkia menyumbangkan dan mempersembahkan seribu ekor lembu jantan dan tujuh ribu ekor domba untuk terselenggaranya paskah. Para pemimpin juga mengikuti sikap raja Hizkia. Dalam perayaan itu umat memuliakan Allah, mendengarkan firman, bermazmur dan memohon pengampunan. Doa dan persembahan umat didengar, dikabulkan dan diterima oleh Tuhan. Terjadi pertobatan massal, dosa mereka diampuni, mereka ditemui Tuhan dan Tuhan hadir di tengah-tengah umat. Perayaan paskah pun diperpanjang tujuh hari. Setelah rakyat pulang dari perayaan paskah, mereka menghancurkan patung berhala di seluruh negeri. Semua tugu dan mezbah berhala dihancurkan tak satu pun yang dibiarkan berdiri.
Demikianlah raja Hizkia menyelesaikan masalah besar yang mengganggu konsentrasinya memimpin umat. Hizkia tidak mencela, tidak menuduh dan tidak pula menjatuhkan hukuman. Dia menjunjung tinggi dan melakukan firman Allah. Bukan pula mencela tetapi melakukan kehendak Tuhan. (MT)
Kesalahan tidak perlu dihakimi tetapi lebih baik diperbaiki dengan mencontohkan hidup benar.