Jumat 26 Juni 2020
UZIA – TIDAK SETIA
Uzia : – Raja Yehuda – Masa taat Tuhan – Masa murtad
Bacaan sabda : 2 Taw. 26:1-23
2 Tawarikh 26:5, 16 “Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil. “Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan…”
Membaca kisah raja-raja Yehuda ini bisa sangat membosankan. Membosankan karena masa pemerintahan mereka sebagian besar terbagi dalam dua bagian yaitu masa taat dan masa murtad. Hal ini sangat nyata secara menyolok dalam kehidupan Uzia. Pemerintahan Uzia terbagi dalam dua bagian : masa-masa taat dan hidup mencari Tuhan dan saat-saat dia tidak setia kepada Tuhan.
Masa-masa Uzia hidup taat dan mencari Tuhan dia memperoleh kasih karunia Tuhan, kekuatan dan pertolongan sehingga sukses sebagai raja yang membawa Yehuda mampu memperoleh kemenangan demi kemenangan. Uzia baru berusia enam belas tahun. Masa mudanya dia taat kepada Alah.Kehadiran Zakaria penasehat raja sangat berpengaruh dalam kepemimpinan Uzia. Seorang muda akan hidup dalam kebenaran bila mentaati petunjuk orang tua yang takut kepada Allah. Sama seperti Yoas yang taat kepada tuntunan imam Yoyada. Dalam pendampingan Zakaria penasehat raja, Uzia hidup mencari Tuhan yang membuat segala usahanya dalam memimpin Yehuda sangat berhasil. Uzia memimpin Yehuda selama lima puluh dua tahun. Dalam kepemimpinannya Yehuda menjadi negara yang kuat. Seharusnya kondisi yang kuat ini adalah alasan untuk bersyukur selalu kepada Tuhan. Tetapi justru membuat Uzia merasa berhak melakukan apa saja termasuk melaksanakan tugas-tugas keimaman yang terkategorikan sebagai tindakan yang merusak.
Suatu dosa keangkuhan sebagai wujud ketidaksetiaannya kepada Allah. Akibat dosa ketidaksetiaannya ini Uzia ditimpa penyakit kusta pada dahinya. Menurut tradisi yang berlaku saat itu sakit kusta adalah kutuk sehingga harus diisolasi dari penduduk. Akibat kesombongan Uzia sakit kusta, terisolasi hingga pada hari kematianya. Melalui kisah raja-raja Yehuda khususnya raja Uzia adalah pelajaran yang sangat berharga bagi para hamba-hamba Tuhan sepanjang sejarah. Bila saja kita jujur keadaan ini tak akan berlangsung. Para hamba Tuhan besar cenderung menjadi sombong justru pada puncak keberhasilan pada masa tuanya. Ada saja kasus memalukan yang mereka lakukan. Mulai dari pemikiran teologianya yang menyimpang hingga pelanggaran moral yang memalukan. Semuanya ini terjadi dengan satu alasan yang sama yaitu kesombongan. (MT)
Percaya dan taat sesaat tak bermanfaat, sebab itu taat dan setialah.