Sabtu 20 Juni 2020
YORAM – RAJA YEHUDA YANG MATI MUDA
Yoram : – Raja Yehuda – Menantu Ahab – Mati Muda
Bacaan sabda : 2 Taw. 21:2-20
2 Tawarikh 21:20 “Ia berumur tiga puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan delapan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia meninggal dengan tidak dicintai orang. Ia dikuburkan di kota Daud, tetapi tidak di dalam pekuburan raja-raja.”
Yoram raja Yehuda, tidak sebaik ayahnya Yosafat. Yoram menjadi raja Yehuda karena Yosafat mengangkatnya sebagai anak sulung. Yoram mempunyai enam orang adik laki-laki yang sebenarnya lebih memenuhi syarat untuk menjadi raja Yehuda. Yosafat terlalu terikat dengan tradisi anak sulung, sehingga tidak lagi mengadakan seleksi untuk mengangkat anaknya menjadi raja. Ternyata Yosafat telah membuat kesalahan besar. Yoram yang menikahi putri raja Ahab sangat dipengaruhi oleh istrinya. Yoram menjadi penyembah berhala yang sangat jahat. Untuk mengamankan kekuasannya Yoram membunuh enam orang saudara kandungnya. Maksud utamanya adalah agar dia berkuasa dalam jangka waktu yang panjang.
Untuk kekuasaan orang seperti Yoram mau melakukan suatu tindakan yang paling jahat. Dia kira mampu mengendalikan keadaan suatu bangsa dengan menghancurkan segala rintangan. Yoram tidak sadar bahwa sesungguhnya Allah lah yang pegang kendali. Hanya delapan tahun dia menjadi raja. Dan kurang lebih dua tahun dari delapan tahun pemerintahannya dia sakit aneh yang menyerang ususnya. mungkin saja itu kanker usus yang membawanya kepada kematian. Pada usia empat puluh tahun Yoram mati. Tak perlu rasanya menuduh Yoram mati muda karena terhukum akibat kejahatannya. Mati muda tidak perlu disimpulkan sebagai bencana. Sebab ada juga kemungkinannya justru bentuk kemurahan Tuhan buat seseorang. Tidak sedikit anak Tuhan mati justru pada saat dia sedang dibutuhkan oleh banyak orang atas berbagai prestasi dan kebaikannya. Tetapi nyatanya kematiannya justru mendatangkan kemuliaan bagi nama Tuhan. Tetapi kematian Yoram adalah suatu tragedi. Bukan karena dia mati muda bukan pula karena penyakit aneh yang menimpanya. Kematiannya dianggap suatu tragedi karena tidak seorang pun yang meratapinya. Kematiannya dianggap sepi oleh rakyat yang dipimpinnya. Walaupun kematian seorang raja tetapi seperti kematian seorang rakyat jelata yang selalu berbuat keonaran. Yoram adalah raja tetapi hidupnya berpusat kepada diri sendiri. Sehingga pada saat kematiannya tak seorang pun yang meneteskan air mata. Sepertinya rakyat senang atas kematiannya. Biasanya sedikit kebaikan semasa hidup akan terlibat banyak saat kematian tiba. Jadi bila Yoram mati tak ada yang membicarakan kebaikannya, betul-betul dia minus kebaikan. (MT)
Hidup adalah singkat jadi berusaha dan berjuanglah mengisinya dengan kebaikan walaupun tak mudah.