Kamis 18 Juni 2020
GADIS – TANPA NAMA
Gadis : – Seorang budak – Tanpa nama – Saksi pemberani
Bacaan sabda : 2 Raj. 5:1-27
2 Raja-raja 5:3-4 “Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: “Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya. Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya: Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu.”
Peristiwa yang spektakuler ini adalah mujizat kesembuhan Naaman panglima raja Aram dari sakit kusta setelah mentaati perintah nabi Elisa. Tetapi cobalah kita mengalihkan perhatian kita bukan kepada Naaman dan Elisa melainkan kepada gadis, budak yang di bawah tuannya sebagai tawanan dari Israel. Gadis ini adalah gadis tanpa nama. Mungkin karena dia hanyalah seorang budak dan tawanan, maka dia tanpa nama, karena tidak perlu. Tetapi kehadiran seorang gadis tanpa nama ini dalam Alkitab menjadi sangat penting. Penting bukan karena statusnya tetapi karena tindakannya.
Bila Alkitab menulis kisah ini, utamanya bukanlah tentang Naaman, bukan juga tentang Elia tetapi tentang seorang gadis tanpa nama. Gadis tanpa nama yang tertawan ke Aram ini dapat dipastikan adalah seorang yang setia kepada Allah. Dia sangat cerdas mengarahkan agar Naaman menghadap kepada nabi Elisa. Kasih karunia yang diterima Naaman setelah mentaati nabi Elisa mencelupkan diri ke sungai Yordan tujuh kali sangatlah besar, sembuh secara sempurna dari sakit kusta adalah hal yang luar biasa pada saat itu. Tetapi kisah ini tidak akan pernah terjadi tanpa seorang gadis tanpa nama. Tindakan gadis ini tergolong sangat berani mengingat dia hanyalah seorang budak di rumah panglima yang menawannya saat menang perang atas Israel. Jadi dapat diartikan bahwa nilai dia di hadapan Naaman hanyalah sebagai hasil jarahan perang. Jadi usulan agar tuannya menghadap seorang nabi sungguh sangat berani. Taruhannya adalah nyawa. Keberaniannya ini tak terpisahkan dengan imannya kepada Allah yang masih tetap terpelihara dengan baik.
Kemudian dasar dari keberanian gadis tanpa nama ini adalah hatinya yang mengasihi panglima Naaman sebagai tuannya, gadis tanpa nama mengetahui secara jelas penderitaan Naaman tuannya karena kusta yang semakin hari menggerogoti tubuh tuannya. Bila dibiarkan saja tanpa dipertemukan dengan Allah melalui nabi Elisa tuannya akan gugur, bukan oleh peperangan tetapi oleh kusta. Pertemuan yang terjadi karena kesaksian gadis tanpa nama ini betul-betul membuahkan hasil. Naaman bukan saja sembuh dari kusta. Naaman pun menyatakan imannya kepada Allah. Dia berani mengakui Allah seberani gadis tanpa nama. (MT)
Nama adalah identitas yang sangat penting tetapi tindakan berani adalah nilai yang jauhh lebih penting.