Senin 08 Juni 2020
ELIA – MENGALAMI PENYERTAAN ALLAH
Elia : – Di gunung penyataan – Allah menyatakan diri – Elia diutus Allah
Bacaan Sabda : 1 Raja-raja 19:9-18
1 Raja-raja 19:14 “Jawabnya: “Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku.”
Sesampai di gunung Horeb yaitu gunung Sinai atau gunung penyataan, Elia memasuki sebuah gua dan bermalam disitu. Elia masih kecewa tentang situasi yang dihadapinya. Dalam keadaannya yang masih kecewa Tuhan datang kepadanya dan menyapa “Apa kerjamu di sini Elia?” Nabi Elia meresponinya dengan cara mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan. Salah satu curahan hati Elia adalah “Hanya aku sendirilah yang masih hidup dan mereka mencabut nyawaku”. Dalam hal ini Elia betul-betul hidup dalam kesepian yang luar biasa, karena merasa sendirian. Dalam hal ini Elia terperangkap mengungkapkan rasa tanpa berdasarkan fakta. Karena fakta yang dinyatakan Allah masih ada tujuh ribu orang yang setia kepada Allah di Israel (1 Raja-raja 19:18).
Terkadang kekecewaan membuat seseorang lupa akan suatu fakta yang dapat dijadikan pegangan untuk tetap berharap kepada Allah. Sesungguhnya nabi Elia sudah mengetahui fakta dari Obaja kepala istana raja Ahab. Fakta yang dimaksud adalah bahwa ada serombongan nabi yang terdiri dari seratus orang yang berada dalam persembunyian terpelihara dalam asuhan Obaja. Jadi tidak perlu heran bila pendeta lebih takut menghadapi kesulitan dari jemaat, karena sejak zaman nabi Elia sudah ada. Allah mengunjungi Elia bukan melalui tanda yang biasa seperti angin besar, gempa dan api. Penyataan Allah malah nyata melalui tanda “angin sepoi-sepoi basah”. Elia belajar bahwa karya Allah terus bergerak tidak selalu melalui keperkasaan, kekuatan luar biasa, tetapi juga melalui hal-hal yang terkadang diremehkan. Satu hal yang pasti Allah tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya yang setia. Elia ternyata tidak boleh berhenti, Allah menugaskannya untuk mengurapi raja Hasael raja Aram untuk membentu Yehu raja Israel dalam memerangi dan mengalahkan musuh-musuh yang selalu berusaha menjerumuskan dan membinasakan umat Allah. Elia juga harus mengurapi Elisa yang akan melanjutkan pelayanannya memberitakan firman Allah agar umat hidup dalam kebenaran. Allah mempersiapkan nabi Elia dan Elia mempersiapkan Elisa. Pada waktu nabi Elia lemah, dia menjadi salah dalam bersikap. Tetapi saat dia maju melangkah dia mengalami penyertaan Allah. (MT)
Masa kelemahan bisa datang kapan saja. Tetapi tetaplah setia karena Allah tak akan meninggalkan.