Minggu 07 Juni 2020
ELIA – DALAM ANCAMAN IZEBEL
Elia : – Diancam Izebel – Putus asa – Dikunjungi malaikat
Bacaan Sabda : 1 Raja-raja. 19:1-8
1 Raja-raja 19:4 “Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: “Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku.”
Nabi Elia terkenal dengan ketegaran dan keberaniannya. Sendirian dia menghadapi 450 orang nabi baal. Tetapi oleh ancaman Izebel, nabi yang gagah berani ini ketakutan dan putus asa. Ada yang mengatakan 450 laki-laki dia kalahkan, tetapi tak berkutik menghadapi seorang perempuan. Padahal kasus ini bukan mengenal laki-laki dan perempuan. Izebel memang perempuan, tetapi dia adalah seorang permaisuri yang mendominasi kekuatan dan kekuasaan sang raja Israel yang sangat jahat. Jadi nabi Elia mengenal betul Izebel sebagai permaisuri yang lebih berkuasa dari raja Ahab. Nabi Elia mengetahui hidupnya terancam jadi kalau dia takut, sangat wajar karena dia hanyalah manusia biasa.
Alkitab menceritakan kenyataan yang sangat tragis dalam hidup nabi pemberani dan pewarta kebenaran ini. Nabi Elia tertatih-tatih di padang gurun sebagai seorang pelarian yang sedang ketakutan. Dalam keputusasaanya nabi Elia berteduh di bawah pohon ara dengan satu keinginan yaitu mati. Tetapi kasih karunia Allah nyata mengangkat nabi Elia dari lembah keputusasaan itu. Kasih karunia Allah menghiburnya dengan memberikan nabi yang putus asa ini makan. Sekuat-kuat seorang anak Tuhan selalu ada cela yang terbuka dalam hidupnya membuatnya lemah. Melalui kehadiran malaikat Allah membisikkan kalimat yang indah untuk membaharui harapannya yang sudah sempat pudar. Cukup lama nabi Elia hidup bagaikan malaikat yang menguatkan banyak umat yang setia kepada Allah dalam tekanan, pemerintahan yang lalim. Sekarang dia justru membutuhkan malaikat, untuk menguatkannya agar terus mengayunkan langkah menapaki perjalanan imannya. Mungkin saja melalui peristiwa ini ada yang bertanya mengapa Tuhan menjauh dari nabi Elia? Jawabannya adalah “Tidak!”. Sama sekali tidak, Allah tetap dekat walaupun nabi Elia sendiri merasa jauh. Allah segera menolong. Suatu pengalaman istimewa bagi Elia, diberi makan oleh malaikat. Suatu hidangan spesial yaitu roti bakar dengan air hangat pada sebuah kendi. Itu cukup untuk menguatkannya berjalan ke gunung Horeb untuk menjalani rencana Allah selanjutnya. Elia tetap saja menapaki jalan sempit yang sulit, tetapi ada saatnya dia tertatih. Tetapi tujuannya pasti yaitu surga yang mulia. (MT)
Perjalanan sukar adalah langkah meninggalkan kesukaran untuk menuju kekekalan.