Selasa 02 Juni 2020
AHAB – DALAM PENGARUH IZEBEL
Ahab : – Anak Omri – Pengaruh Izebel – Baalisme
Bacaan Sabda : 1 Raj. 16:29-34
1 Raja-raja 16:30-31 “Ahab bin Omri melakukan apa yang jahat di mata TUHAN lebih dari pada semua orang yang mendahuluinya. “Seakan-akan belum cukup ia hidup dalam dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, maka ia mengambil pula Izebel, anak Etbaal, raja orang Sidon, menjadi isterinya, sehingga ia pergi beribadah kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya.”
Semakin lama sejarah Israel Utara bukan berproses semakin baik tetapi semakin merosot lebih buruk dan lebih buruk lagi. Mata rantai berkepanjangan ini tidak terputus. Sudah terjadi lima kali pergantian raja, justru semakin buruk sistem keagamaan umat Allah, Israel Utara yang merupakan mayoritas umat pilihan Allah yang keluar dari Mesir ini. Saat Ahab anak Omri ini menjadi raja Israel boleh disebut adalah klimaks kemerosotan sistem keagamaan umat Israel bagian utara. Ahab terus saja melanjutkan penyembahan patung lembu emas Yerobeam. Izebel, istrinya anak Elbaal dari Sidon mempengaruhinya menyembah berhala baal. Izebel sepertinya istri yang sangat dominan membuat Ahab menuruti semua keinginan istrinya. Ahab mendirikan mezbah untuk baal di kuil baal di kota Samaria yang dapat disimpulkan menjadi ibu kota Israel Utara. Ahab membangunnya dengan tujuan menyaingi bait Allah yang ada di kota Yerusalem ibu kota Yehuda. Hal itu semakin mengukuhkan Israel sebagai bangsa yang mempunyai sistem keagamaan yang baru sehingga tak perlu lagi pergi menyembah Allah ke kota Yerusalem.
Baal adalah dewa tertinggi orang Kanaan. Disembah sebagai dewa kesuburan tanaman dan dewa hujan. Penyembahan berhala baal mengembangkan pelacuran bakti dalam pesta pora seksual yang sangat dursila. Para nabi dan imam baal mengorbankan bayi-bayi yang baru lahir dalam kuil-kuil mereka. Kemungkinan besar bayi yang dikorbankan adalah bayi tak berdosa yang merupakan hasil hubungan seks dursila sebagai praktek pelacuran bakti kuil baal. Hal ini adalah alasan Allah memerintahkan Yosua untuk menumpas semua orang Kanaan. Karena tanpa ditumpas orang Kanaan bisa saja punah oleh sistem keagamaan yang mereka anut. Ternyata orang Kanaan yang dibiarkan hidup itu justru menyeret umat Allah menganut sistem keagamaan yang sangat merusak penyembahan kepada Allah. Allah tetap mengasihi umat-Nya. Saat Ahab membawa Israel hidup dalam dosa yang semakin parah Allah mengutus nabi Elia untuk mengingatkan Ahab agar kembali kepada Allah. Kehadiran nabi Elia menyingkapkan masih ada umat yang tetap setia kepada Allah. Mereka hanya sedikit, tetapi kehadiran merekalah yang membuat Israel masih punya kesempatan untuk bertobat. Kehadiran umat setia selalu dibutuhkan. (MT)
Yang setia tidak banyak. Tentu mereka sulit. Tetapi dampaknya kepada peradaban manusia sangat besar.