Minggu 26 April 2020
SAMUEL – PEMIMPIN BERINTEGRITAS
Samuel : – Meninggal – Dikenang – Berintegritas
Bacaan Sabda : 1 Sam. 25:1; 28:8-25
1 Samuel 25:1 “Dan matilah Samuel; seluruh orang Israel berkumpul meratapi dia dan menguburkan dia di rumahnya di Rama. Dan Daud berkemas, lalu pergi ke padang gurun Paran.”
Samuel sebagai hakim melakukan kepemimpinan dengan baik dan benar menuntun umat setia kepada Allah. Sebagai imam dia pun melakukan tugas keimaman dengan benar dan selalu berdasarkan perintah Allah. Selanjutnya dalam tugas kenabian Samuel selalu menyampaikan nubuat kepada umat tepat dengan perintah Allah. Samuel tidak pernah mengurangi tidak pula tergoda untuk menambah. Kalau tidak ada perintah dari Allah untuk dinubuatkan dia diam, dia tidak pernah mengada-ada yang tidak ada. Tetapi saat ada perintah Allah untuk disampaikan kepada umat, Samuel segera menyampaikan. Dia tidak berusaha mempertimbangkan diterima atau ditolak umat, baginya setiap perintah lakukan segera, tak ada niat untuk menunda. Jadi Samuel mengakhiri kehidupannya sebagai hamba sangat setia.
Selama hidupnya ia bersemangat untuk Allah dan melakukan jauh lebih banyak kebaikan dan pengabdian kepada Allah dari semua umat Allah yang hidup pada zamannya. Dia sungguh adalah seorang yang taat kepada Allah. Selama hidupnya Samuel terus membangun hidupnya dan berhasil meninggalkan keteladanan yang unggul melalui integritas dan kemurnian moral untuk umat yang ditinggalkannya. Samuel meninggal mewariskan reputasi cukup kuat menjadi alasan bahwa dia pantas untuk disejajarkan dengan tokoh-tokoh perjanjian lama terbesar seperti Musa. Samuel dapat mewakili kepemimpinan rohani sepanjang zaman karena memiliki moral yang bersih pantas dan layak dijadikan sebagai teladan. Samuel akan selalu dikenang karena integritasnya.
Ketika raja Saul menghadapi kesulitan setelah kematian Samuel yang dikenang Saul adalah Samuel. Padahal Saul adalah seorang yang pantas sakit hati kepada Samuel karena mengurapi Daud menjadi raja padahal Saul masih aktif memimpin Israel sebagai raja.
Peristiwa Saul meminta seorang perempuan pemanggil arwah memanggil arwah Samuel adalah praktek spiritisme dan sinkritisme yang sangat dilarang dalam Alkitab (Ulangan 18:9-12). Tetapi yang penting dalam peristiwa ini adalah bahwa Saul sangat mengakui keimaman dan kenabian Samuel. Saat Samuel sudah meninggalpun Saul mengenangnya dan berharap masih dapat memberi petunjuk baginya dalam mengatasi kesulitannya. Jadi Saul ingin menyatakan Samuel patut dikenang. (MT)
Pemimpin yang akan selalu dikenang bukanlah pemimpin yang berprestasi tetapi berintegritas.