Sabtu 25 April 2020
SAMUEL – TUNDUK PETUNJUK ALLAH
Samuel : – Seniman – Melihat rupa – Tunduk kepada Allah
Bacaan Sabda : 1 Sam. 16:1-13
1 Samuel 16:7 “Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”
Samuel yang sangat mengagumi Allah, kali ini betul-betul bingung dan mempertanyakan sikap Allah terhadap Saul. Allah sendirilah yang memutuskan Saul menjadi raja Israel, tetapi Allah pula yang memutuskan Saul harus segera diganti. Pemecatan Saul juga tidak formil terkesan kurang menghargai pengabdiannya. Saul masih menjadi raja, Allah sudah memerintahkan Samuel mengurapi penggantinya. Tetapi kalau sudah berhadapan dengan Allah Samuel tidak akan membantah. Bingung tetapi tetap taat. Itulah yang mengiringi langkah-langkah Samuel ke rumah Isai. Sampai di rumah Isai dia masih cemas karena bila sampai ketahuan oleh raja Saul tentu sangat berbahaya baginya. Tetapi karena mentaati Allah jauh lebih penting baginya, dia tak terhentikan.
Setelah mempersembahkan korban dan berdoa Samuel mempersilahkan Isai memilih anaknya untuk diurapi. Isai langsung menyuruh Eliab dan Samuel langsung setuju. Sikap Samuel menunjukkan bahwa dia adalah seorang seniman. Dia melihat seseorang melalui perawakannya yang tampan, tegap dan berwibawa. Seperti halnya dalam mengurapi Saul, Samuel menunjukkan bahwa dia adalah seorang seniman yang suka akan keindahan dan keelokan. Tetapi saat pilihan yang berdasarkan jiwa senimannya ditolak Allah Samuel tetap tunduk. Dia mengesampingkan pendapatnya. Di sini kita mengetahui bahwa Samuel tidak pernah meragukan firman Allah. Abinad pun bukanlah pilihan Allah.
Tujuh orang sudah anak Isai lewat tetapi satu pun tak ada yang dipilih. Samuel tidak menyuruh tujuh orang anak isai berbaris tetapi dia tunggu petunjuk Allah berikutnya. Ternyata seorang anak yang disepelekan ayahnya Isai, dipanggil dari tempatnya bekerja yang ternyata dialah yang dipilih Allah. Betul firman Allah kepada Samuel “bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah, manusia melihat tampang, wibawa dan penampilan, tetapi Allah melihat hati”. Penampilan Daud sungguh tidak menarik kulitnya kemerah-merahan dan kurus menunjukkan jauh dari penampilan berwibawa. Setelah Samuel mengurapi Daud dia tidak mencium dan memeluknya seperti yang dilakukan pada Saul. Samuel langsung pulang tanpa berbincang-bincang dengan Daud. Bahkan tidak pernah ada hubungan akrab antara Samuel dengan Daud. Tetapi Samuel sudah melakukan firman Allah itu sudah cukup. (MT)
Pilihan seorang seniman biasanya akurat tetapi tetaplah petunjuk Allah yang paling tepat.