Jumat 24 April 2020
SAMUEL – PEMIMPIN YANG KECEWA
Samuel : – Pemimpin yang kecewa – Pemimpin yang setia – Pemimpin berjiwa besar
Bacaan Sabda : 1 Sam. 12:13-25
1 Samuel 12:20 “Dan berkatalah Samuel kepada bangsa itu: “Jangan takut; memang kamu telah melakukan segala kejahatan ini, tetapi janganlah berhenti mengikuti TUHAN, melainkan beribadahlah kepada TUHAN dengan segenap hatimu.”
Sangat beralasan bila Samuel kecewa kepada umat Israel. Sebagai seorang pemimpin yang mengabdikan hidupnya untuk rakyat Israel dia wajar kecewa. Samuel berhasil menjadikan rakyat aman dan makmur, tetapi rakyat justru meminta pemimpin baru padahal Samuel masih aktif menjalankan kepemimpinannya. Bila alasannya adalah kesalahan anak-anaknya, para pemuka Israel tidak lebih baik dari anak-anak Samuel. Tetapi ternyata Samuel meresponinya dengan tenang. Kekecewaannya tak dibiarkan mengarah kepada kepahitan. Samuel meresponinya dengan rendah hati. Kemudian sebagai seorang rohaniawan atau imam Samuel kecewa atas keinginan rakyat yang maumempunyai seorang raja.
Umat Israel sudah sangat lama dituntun oleh Allah. Allah sendirilah yang bertindak menjadi raja untuk umat Israel. Telah terbukti pula bila umat tunduk kepada Allah sebagai raja, mereka akan aman dan sejahtera. Berulang-ulang pula Allah sebagai Raja yang berperang untuk kemenangan umat Israel. Sekarang tanpa alasan yang jelas umat Allah meminta supaya mereka dipimpin seorang raja. Dan Allah sendiri mengabulkannya. Allah-lah yang menuntun Samuel mengurapi Saul anak Kisy menjadi raja pertama untuk umat Israel. Walaupun Samuel kecewa oleh umat, Samuel tetap setia melakukan tugas sebagai wujud kesetiaannya kepada Allah. Tidak perlu menunggu lama sudah terbukti umat Israel kecewa dan menderita di bawah kepemimpinan seorang raja. Ternyata Samuel sudah melupakan kekecewaannya, sedikitpun tak terpikir untuk menolak membantu mereka. Samuel terus berketetapan hati setia mendoakan Saul. Saul yang semakin hari semakin buruk kepemimpinannya membuat Samuel memanjatkan doa syafaat untuk Saul. Biasanya orang yang digantikan akan melampiaskan sakit hatinya dan merasa semacam kepuasan atas kegagalan penggantinya. Kalaupun dia mendoakan paling-paling berdoa secara formal sekedar memenuhi tuntutan hati nuraninya. Samuel beda, dia menunjukkan kebesaran hatinya dan keluhuran Budinya. Ia menangis sepanjang malam berseru kepada Tuhan demi Saul. Hati Samuel tersayat-sayat karena kepemimpinan Saul tak terselamatkan lagi. Dengan berat hati Samuel memilih seorang pengganti Saul untuk diurapi menjadi Raja Israel kedua. (MT)
Kuasai kekecewaan agar jangan menjadi kepahitan.