Selasa 21 April 2020
MENDENGAR DAN MENTAATI TUHAN
Samuel : – Pendengar – Penurut – Pemimpin
Bacaan Sabda : 1 Sam. 3:1-21
1 Samuel 3:10 “Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.”
1 Samuel 3:20 “Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN.”
Allah mempersiapkan Samuel menjadi juru bicara masa depan untuk umat Israel. Kehadirannya memang sangat istimewa. Dia tetap dianggap salah seorang hakim Israel, dia juga mempunyai jabatan imam menggantikan imam Eli dan dalam melakukan tugas hakim dan imam dia pula menjadi juru bicara Allah untuk umat Allah.
Jadi Samuel mempunyai tiga jabatan dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin umat:
- Dari tuntutan jabatan dengan tugas membuat Samuel haruslah juru bicara yang benar.
- Untuk menjadi juru bicara yang baik, sebaiknya harus dimulai dengan pendengar yang baik.
- Samuel dipersiapkan menjadi juru bicara Tuhan kepada manusia dan juru bicara manusia kepada Tuhan dalam mengemban tugas sebagai nabi dan imam.
Samuel memulainya dengan mempertajam pendengarannya. Samuel mempertajamnya melalui kerelaan mendengarkan semua orang yang berbicara kepadanya. Dalam tidur pun Samuel selalu siap mendengar. Samuel segera bereaksi saat namanya dipanggil. Samuel langsung mendatangi imam Eli yang dianggap satu-satunya yang berada dalam rumah pada malam hari terbiasa memanggilnya. Bisa saja Samuel berpura-pura tidak mendengar karena ketiduran. Tetapi Samuel yang selalu siap mendengar langsung memberi respon yang baik. Untuk kedua kalinya dia dipanggil sangat beralasan bila dia tidak perlu merespon tetapi dia segera juga datang kepada imam Eli yang segera menyadari bahwa yang memanggil Samuel itu adalah Allah. Imam Eli pun mengarahkan Samuel. Setelah Samuel terbentuk menjadi pendengar yang baik terhadap sesama manusia, diapun menjadi pendengar suara dan panggilan Allah yang yang baik pula. Tuhan memanggil Samuel sampai tiga kali adalah cara Allah membentuk Samuel untuk peka terhadap suara-Nya. Dalam hal ini Samuel cukup baik dan berhasil. Samuel mampu mendengar suara Allah dimulai dari kerelaannya mendengarkan suara manusia.
Jadi jangan berharap mendengarkan Allah bila tidak mulai rela dan suka mendengarkan sesama. Sejak Samuel mendengarkan Allah yang dilanjutkan dengan ketaatan terhadap panggilan Allah terjadi perubahan dalam hidupnya.Mulai saat itulah Samuel menjadi pembicara yang sangat berwibawa. Untuk menjadi pembicara yang berwibawa perlu juga kita belajar kepada Samuel yaitu dengar-dengaran kepada Allah dan sesama. (MT)
Pembicara yang baik haruslah juga pendengar yang baik.